REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui kemungkinan penjualan sistem pertahanan antirudal THAAD kepada Arab Saudi dengan perkiraan harga senilai 15 miliar dolar AS (sekitar Rp 202,5 triliun), kata Pentagon, Jumat (6/10).
Informasi itu tercantum dalam suatu pernyataan, yang juga menyebutkan bahwa Iran merupakan salah satu ancaman di kawasan.
Arab Saudi telah mengajukan permintaan untuk membeli 44 peluncur THAAD beserta 360 peluru kendali, juga stasiun pengendali api dan radar.
"Penjualan ini memperluas keamanan nasional AS dan kepentingan kebijakan luar negeri, juga mendukung pengamanan jangka panjang Arab Saudi dan wilayah Teluk dalam menghadapi ancaman dari Iran dan kawasan," kata badan Kerja Sama Pengamanan Pertahanan Pentagon dalam pernyataan.
Iran memiliki salah satu dari program rudal balistik terbesar di Timur Tengah dan menganggap program itu sebagai pertahanan yang penting terhadap AS dan musuh lainnya, terutama negara-negara Arab Teluk dan Israel.
Sistem rudal THAAD dibuat untuk menjalankan pertahanan terhadap serangan rudal balistik.
Lockheed Martin Co merupakan kontraktor utama sistem THAAD sementara Raytheon Co memainkan peranan penting dalam penempatan sistem tersebut.
AS tahun ini telah mengerahkan THAAD ke Korea Selatan untuk berjaga-jaga dari peluru kendali jarak lebih dekat milik Korea Utara.
Pengerahan THAAD ke Korsel itu telah mengundang kecaman dari Cina, yang mengatakan bahwa radar kuat sistem tersebut bisa masuk terlalu dalam ke wilayahnya.