REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Pemerintah menargetkan bisa mewujudkan keluarga di Indonesia terbebas dari penyakit kaki gajah pada 2020.
"Untuk saat ini, tercatat sudah ada 13 kabupaten/kota di Tanah Air yang berhasil mengeliminasi penyakit kaki gajah tersebut," ujar Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek ditemui usai pencanangan Bulan Eliminasi Penyakit Kaki Gajah di Lapangan Desa Jatisono, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Sabtu (7/10).
Sebagai penghargaan kepada 15 kabupaten/kota yang berhasil mengendalikan penyakit kaki gajah di wilayahnya, mereka mendapatkan sertifikat eliminasi filariasis dan plakat bergambar nyamuk.
Sementara 236 kabupate/kota di Tanah Air yang masih endemis, dia berharap, bisa mengikuti jejak 13 kabupaten/kota yang lebih dahulu berhasil mengeliminasi penyakit kaki gajah tersebut.
Ia mengatakan, dari ratusan kabupaten/kota yang masih endemis, salah satunya merupakan Kabupaten Demak, karena masih ada 41 penderita kaki gajah.
Menurut dia, untuk bisa bebas dari penyakit kaki gajah memang membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk masyarakat dan pencanangan bulan eliminasi kaki gajah ini merupakan langkah akselerasi untuk mewujudkan keluarga bebas dari penyakit kaki gajah.
"Kami minta, masyarakat untuk memulai pola hidup sehat karena dari nyamuk bisa menularkan berbagai penyakit, salah satuya penyakit kaki gajah," ujarnya.
Ia mengakui, untuk menuju bebas penyakit kaki gajah memang tidak mudah, karena banyak kendala, di antaranya masih banyaknya populasi nyamuk serta perlu diperbanyak petugas juru pemantau jentik.
Hal terpenting, kata dia, kesadaran masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk agar tidak berkembang biak serta menerapkan pola hidup sehat.
Selain itu, dia juga meminta pemerintah daerah memperkuat layanan kesehatan primer di tingkat Puskesmas.
"Puskesmas harus proaktif datangi keluarga guna mencegah kemungkinan terserang penyakit karena bisa diobati secepatnya," ujarnya.
Pencanangan bulan eliminasi penyakit kaki gajah di bulan Oktober 2017 di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, ini, lanjut Nila, merupakan tahun ketiga, setelah sebelumnya juga dicanangkan di Kota Cibinong, Jawa Barat pada tahun 2015, kemudian tahu kedua dilaksanakan di Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
Pencanangan bulan eliminasi kaki gajah (Belkaga) ditandai dengan menekan tombol sirine oleh Menteri Kesehatan bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Bupati Demak M. Natsir serta Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Muhammad Subuh.
Kemudian dilanjutkan dengan minum obat pencegahan penyakit kaki gajah bersama-sama.
Penderita penyakit kaki gajah diminta kesadarannya untuk memeriksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan obat-obatan, sehingga tidak menjadi sumber penularan bagi masyarakat lainnya.
Sementara upaya pencegahan bagi masyarakat dan memutus rantai penularan dengan meminum obat pencegahan kaki gajah sekali setahun selama minimal lima tahun.