REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —Masyarakat mayoritas masih menyatakan puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Setidaknya hal ini berdasarkan survei yang dilakukan Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKopi).
Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) meluncurkan survei nasional di 8 Kota (Medan, Padang, Palembang, Jakarta (kecuali Kep. Seribu), Bandung, Semarang, Surabaya dan Makassar). Pengambilan data dilakukan wawancara tatap muka, melibatkan 800 responden, 8 hingga 27 September 2017 dan margin of error (MoE) +/-3,5%.
Dalam survei itu, sebanyak 55,7 persen responden menyatakan puas dengan pemerintahan Jokowi-JK, ada 43,3 persen menjawab tidak puas dan sisanya tidak menjawab.
"Pembangunan infrastruktur (32,7persen) dan bantuan kesehatan serta pendidikan (16,3 persen) adalah dua alasan teratas puas terhadap pemerintahan Jokowi-JK,” kata Founder Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, dalam siaran persnya, Ahad (8/10).
Sementara hal yang membuat tidak puas, lanjut Hendri, adalah harga kebutuhan pokok yang naik atau mahal (22,7 persen) dan janji yang belum ditepati (8,5 persen).
Rakyat menilai janji yang sudah ditepati adalah pembangunan infrastruktur (24,9 persen), pelaksanaan KIP, KIS, KKS (15 persen), memberantas korupsi dan narkoba (2,6 persen) dan blusukan (1,3 persen). Ada 31,5 persen responden yang menjawab tidak tahu sementara lainnya menjawab hal lain yang tidak disebutkan di atas.
Dalam pertanyaan terbuka, responden menjawab masalah yang mereka hadapi saat ini adalah ekonomi (kebutuhan pokok, bbm dan listrik mahal) sebanyak 55,4 persen, masalah kebutuhan lapangan pekerjaan 14,1 persen, korupsi 3,9 persen, narkoba 3,3 persen, berita hoax tentang SARA 2,5 persen. Responden yang menjawab tidak tahu ada 7,6 persen, sisa responden lainnya menyebutkan hal lain selain yang disebutkan di atas.
Sementara terkait dengan elektabilitas Jokowi, menurut Hendri, responden yang memilih Jokowi sebanyak 44,9 persen. Sementara yang memilih opsi jawaban selain Jokowi ada 48,9 persen, dan sisanya tidak menjawab.
"Pada opsi jawaban selain Jokowi, responden menyebut nama Prabowo Subianto, Gatot Nurmantyo, Tri Rismaharini, Agus Harimurti Yudhoyono dan beberapa nama lainnya,” kata Hendri.
Figur cawapres, menurut Hendri, akan cukup menentukan pada Pemilu 2019. Sebanyak 49,9 persen responden mengaku bahwa faktor cawapres mempengaruhi dalam memilih preside. Sementara 48,4 persen menjawab tidak mempengaruhi dan sisanya tidak menjawab.
Sebagai cawapres Jokowi pada Pemilu 2019, responden masih menempatkan nama M. Jusuf Kalla di tempat teratas (15,1 persen), Prabowo Subianto (13,4 persen), Gatot Nurmantyo (12 persen), Susi Pudjiastuti (10,1persen), Agus Harimurti Yudhoyono (7,5 persen), Tito Karnavian (6 persen), Sri Mulyani (4,8 persen), Budi Gunawan (0,8 persen), nama-nama lainnya (13,8 persen) dan sisanya menjawab tidak tahu.