Ahad 08 Oct 2017 18:07 WIB

Menguak Investor di Balik Minna Padi yang Akuisisi Muamalat

Rep: Iit Septyaningsih / Red: Reiny Dwinanda
Aktivitas perbankan di Bank Muamalat, Jakarta, Kamis (28/9).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Aktivitas perbankan di Bank Muamalat, Jakarta, Kamis (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia saat ini masih dalam proses akuisisi PT Minna Padi Investama Sekuritas. PT Minna Padi bersama konsorsiumnya nantinya akan menjadi pemegang saham bank syariah pertama di Indonesia itu dengan porsi sebanyak 51 persen. 

"Sampai saat ini, proses akuisisi masih berlangsung jadi belum ada perubahan manajemen," jelas Direktur Bisnis Korporasi Bank Muamalat Indra Sugiarto saat dihubungi Republika.co.id, Ahad, (8/10).

Ditanya soal dana akuisisi, Indra mengaku belum mendapat informasi sumber pendanaannya berasal sepenuhnya dari PT Minna Padi atau gabungan dengan pihak lain."Mengenai hal itu saya belum tahu," tutur Indra. 

Sementara itu, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) memandang positif akuisisi Muamalat oleh PT Minna Padi. Ketua Badan Pengurus Pusat HIPMI Anggawira menilai, kini bank Muamalat tengah bangkit kembali setelah 25 tahun dikuasai oleh pemegang saham asing. 

Anggawira mengatakan, momen tersebut merupakan pendorong majunya perbankan syariah di Indonesia.

"Muamalat ini milik kita, umat Islam di Indonesia. Masuknya PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk sebagai investor menjadi momentum yang mendorong Muamalat berkontribusi besar untuk kepentingan umat," tutur Anggawira melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad, (8/10).

Anggawira menyangkal informasi yang menyatakan Muamalat dibeli oleh Lippo Group. Lantas, siapakah investor di balik PT Minna Padi?

"Malah tidak ada kaitannya sama sekali dengan Lippo Group, Minna Padi ini didukung oleh Setiawan Ichlas, pengusaha muda Muslim asal Palembang," jelasnya.

Anggawira yakin, bank Muamalat akan tetap pada khitahnya sebagai sarana perjuangan umat Islam, terutama dalam membangun perekonomian yang berlandaskan syariah. Terlebih, saat ini Muamalat telah didukung oleh penguatan modal.  

Dengan bertambahnya modal Muamalat, Anggawira berharap bank syariah tersebut dapat membuat terobosan-terobosan inovatif. Ia ingin Muamalat menjadi perbankan syariah yang mampu menghadirkan solusi bagi kebutuhan umat. 

Mengakuisisi Muamalat, Minna Padi menjadi pemegang saham terbesar sekaligus akan menaikkan modal bank. Sebelumnya, modal Muamalat hanya berjumlah Rp 3,6 triliun. 

Nilainya akan membengkak menjadi Rp 8,1 triliun. Hal tersebut juga mendorong naiknya kelas Bank Muamalat menjadi Bank kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement