Ahad 08 Oct 2017 19:57 WIB

Novel Api Tauhid Jadi Tambah Pengetahuan tentang Turki

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Novelis Habiburrahman El Shirazy menandatangani novel-novel karyanya di acara bedah novel Api Tauhid di Auditorium Sekolah Islam Terpadu Insantama, Bogor pada Ahad (8/10).
Foto: Republika/Fuji Pratiwi
Novelis Habiburrahman El Shirazy menandatangani novel-novel karyanya di acara bedah novel Api Tauhid di Auditorium Sekolah Islam Terpadu Insantama, Bogor pada Ahad (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Novel 'Api Tauhi' dinilai menambah pengetahuan tentang Turki. Bentuk bacaan berupa novel juga membuat informasi lebih mudah diterima banyak orang.

Ketua panitia bedah 'Buku Api Tauhid' SMA-IT Insantama Bogor, Muhammad Firkruddin Aslam mengatakan, SMA-IT Insantama punya program tahunan Latihan Kememimpinan dan Manajemen Akhir (LKMA). Salah satu agendanya adalah studi komparasi.

LKMA tahun ini direncanakan ke Turki. Karena itu, novel Api Tauhid dinilai punya kaitan dengan LKMA. "Tujuannya agar peserta LKMA tahun ini bisa mendapat pelajaran dari isi novel dan teladan dari tokohnya, Sayid Mursi," ungkap Aslam usai acara bedah buku di lingkungan Sekolah Islam Terpadu Insantama, Ahad (8/10).

Kredibilitas Habiburrahaman El Shirazy sebagai sastrawan, orang yang tahu sejarah, ilmu keislamannya tinggi, dan memiliki pengalaman luar biasa membuat siswa-siswi kelas 12 SMA-IT Insantama tidak hanya dapat penjelasannya soal novelnya, tapi juga pengetahuan di dalamnya. Apalagi, Api Tauhid adalah karya sastra berupa novel.

Aslam menyadari, tidak semua tertarik dengan tulisan ilmiah tentang Turki. Tapi informasi bisa mudah masuk lewat novel.

Turki sendiri dipilih sebagai tujuan LKMA karena Turki adalah ibukota terakhir kekhalifahan Islam. Sejarah bisa dilihat dari tempat, orang, dan peristiwa.

Untuk hal ini, pengetahuan yang bisa didapat di Turki adalah mengunjungi tempat sehingga bisa melihat, belajar, dan mengaplikasikan pengetahuan dari sana. Selain itu, Turki juga merupakan negara dua benua yang punya ragam kebudayaan yang tertuang dalam arsitektur bangunan, sifat masyarakatnya, dan hal lainnya.

LKMA Turki akan berlangsung pada 30 Oktober hingga 7 November 2017. "Tapi prosesnya sudah kami mulai sejak kela 11 mulai dari pemilihan tempat, pencarian dana, membuka hubungan ke universitas, termasuk bedah buku ini," kata siswa kelas 12 IPA itu.

Di sana, 89 siswa dan 10 pembimbing akan mengunjungi Kedubes RI di Ankara dan Istanbul, Universitas Istanbul dan Universitas Teknologi Istanbul, bertemu PPI Turki, dan ke Technopark Ghozi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement