REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Program yang digulirkan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengenai beras perelek sepertinya telah diaplikasikan oleh para pelajar. Salah satunya, terlihat di SDN 1 Gunung Karung, Desa Tegaldatar, Kecamatan Maniis, ratusan pelajar SD itu, setiap hari kamis mengumpulkan beras perelek sebanyak satu kaleng (gelas). Dari pengumpulan beras tersebut, para pelajar itu sudah mampu merenovasi rumah warga yang tak mampu.
Kepala Sekolah SDN 1 Gunung Karung, Yayan Rusyana, mengatakan, program beras perelek bagi pelajar ini sudah berjalan sebulan yang lalu. Namun, anak-anak sudah berinisiatif untuk membantu sesamanya dengan cara yang berbeda. Yaitu, tak lagi memberi beras kepada warga tidak mampu. Melainkan, berasnya dikumpulkan, lalu dijual.
"Setelah jadi uang, diberikan untuk bantuan renovasi rumah warga tak mampu," ujar Yayan, kepada Republika.co.id, Senin (9/10).
Saat ini, lanjut Yayan, uang yang terkumpul sebesar Rp 2,5 juta. Uang tersebut, hasil dari penjualan beras yang dibawa anak-anak serta sumbangan dari para guru. Uang itu, lalu dibelikan material bangunan untuk merenovasi rumah Ibu Enung (50 tahun).
Menurut Yayan, rumah Ibu Enung merupakan tetangga sekolahnya. Ibu tersebut, tinggal sebatang kara. Selama ini, rumahnya sudah tak layak huni. Sebab, tiang-tiang penyangganya juga sudah lapuk dimakan usia.
Melihat kondisi itu, anak-anak tersebut tergugah hatinya untuk merenovasi rumah Ibu Enung. Saat ini, renovasinya sudah 40 persen. Dalam waktu dekat akan dituntaskan.
"Yang jadi sasaran utama renovasi kami, yaitu kayu-kayu yang telah lapuk. Khawatirnya rumah itu ambruk jika tak segera diganti kayunya," ujar Yayan.
Sementara itu, Enung (50 tahun), mengaku sangat terharu dengan niat baik anak-anak SDN 1 Gunung Karung itu. Mengingat, selama ini dirinya tak mampu untuk merenovasi rumahnya sendiri. Sebab, keterbatasan ekonomi. "Alhamdulillah, anak-anak sekarang pada perhatian ke orang tua. Terima kasih atas bantuannya," ujar Enung.