REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Selokan Tansah Bedjo memang begitu menginspirasi. Pasalnya, selokan yang telah ditambah fungsikan sebagai tambak ikan ini mampu meningkatkan atau malah menumbuhkan kesadaran masyarakat sekitar pentingnya menjaga kebersihan.
Selokan Tansah Bedjo sendiri berada di Dusun Singorasen, RT 04, Desa Wukisari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Lokasinya yang memang tidak berada di pusat kota dan harus sedikit masuk ke perkampungan, membuatnya cukup sulit untuk diketahui masyarakat luas.
Namun, namanya memang sudah mulai tersohor ke seluruh penjuru DI Yogyakarta, terutama tentang gigihnya warga RT 04 berupaya menjaga kebersihan selokan. Terlebih, selokan yang mengalir sempat dijadikan semacam tempat mengalirkan sampah, tanpa ada rasa bersalah.
Revitalisasi selokan dilakukan sebagian masyarakat yang peduli akan lingkungan secara swadaya, bergotong-royong memanfaatkan sumber daya yang ada. Mulai dari tanaman, peralatan, sampai uang semua dilakukan secara swadaya, tidak lain dengan satu harapan yaitu timbul kesadaran.
Langkah dimulai dengan pembuatan taman-taman di sekitar selokan, yang perlahan tapi pasti memunculkan keinginan masyarakat lain untuk turut serta. Alhasil, pinggiran-pinggiran selokan tampak begitu tertata dengan keindahan tanaman yang berasal dari jerih payah warga secara swadaya.
"Dulu fungsinya yang seharusnya jadi irigasi sudah bergeser, hampir seperti tempat sampah, bagaimana caranya biar masyarakat sungkan buang sampah makanya kita buat taman, orang kan pakewuh (tidak enak) sendiri nanti kalau buang sampah," kata Asnan Hidayat, Ketua RT 04, kepada Republika, akhir pekan kemarin.
Usai pembersihan irigasi pada Mei 2017, mulailah ditebarkan bibit-bibit ikan yang lagi-lagi dilakukan secara swadaya masyarakat. Setelah itu, barulah datang bantuan bibit-bibit ikan dari Dinas Pertanian dan Perikanan Bantul, yang semakin mempercantik selokan.
Walau baru uji coba, tanggapan masyarakat ternyata begitu baik, sehingga kesadaran menjaga selokan itu perlahan memang tumbuh. Setiap ada sampah yang terlihat, masyarakat tidak ragu lagi memungutnya, tidak lain agar sampah itu tidak mencemari selokan mereka.
Kisah kesuksesan itu disebarkan sejumlah warga ke media sosial, dan ternyata mendapat respon yang sangat positif dari netizen. Setiap video yang diposting, mampu memunculkan like yang sangat banyak, serta pujian-pujian di kolom komen yang ditujukan atas usaha warga RT 04.
Dampaknya, banyak masyarakat DI Yogyakarta datang sekadar ingin melihat selokan, yang tentu sedikit membantu perekonomian masyarakat. Hebatnya, walau sudah menyediakan tempat parkir kendaraan dan fasilitas mushola, warga RT 04 tidak memungut biaya kepada pengunjung.
"Niatnya memang tidak untuk komersil, kampanye kebersihan saja, warga hanya menyediakan kepada pengunjung kalau ingin makan dan minum, itu imbas positif lah," ujar Asnan.
Warga sekitar kini dapat berjualan di depan rumah mereka, mulai dari minuman, makanan kecil sampai beraneka makanan. Selain lokasi parkir dan mushola, warga membangun jembatan-jembatan kecil yang makin mempercantik lingkungan, laiknya Kota Gifu atau Kota Takayama di Jepang.
Sekitar selokan, terdapat papan-papan peringatan berisikan beraneka pesan, mulai dari larangan membuang sampah atau menangkap ikan, sampai ajakan untuk merawat dan menjaga alam. Semua itu tidak lain ditampilkan sebagai pengingat siapa saja yang melintas akan pentingnya kebersihan.
Warga pun tampak ketagihan untuk berinovasi menjaga lingkungan, salah satunya dilakukan dengan membangun kebun sayur yang ada tepat di sebelah selokan. Hal ini merupakan hasil perbincangan pemuda-pemuda RT 04, yang akhirnya diputuskan untuk membuat semacam kebun kecil berisikan tanaman sayur.
Mulai dari cabe, tomat, dan tanaman-tanaman sayur lain ada di kebun sayur. Tidak perlu menuggu bantuan, warga RT 04 lagi-lagi secara swadaya menanamkan bibit-bibit tanaman sayur, mulai dari patungan sampai merogoh kocek sendiri dan menambah koleksi sayur yang ditanam.
"Tetap harapan utamanya, masyarakat mempunyai kesadaran menjaga kebersihan, terutama di selokan yang jadi kebutuhan petani, jadi kita itu makan ya makan padi tidak dicampur sampah, sehingga sawah itu bersih," kata Asnan.