Senin 09 Oct 2017 14:46 WIB

Pemprov Jabar Genjot Ekspor Kopi dan Teh ke Timur Tengah

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Bubuk kopi (ilustrasi)
Foto: Boldsky
Bubuk kopi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggenjot ekspor kopi dan teh ke kawasan Timur Tengah dan Afrika.

Menurut Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan,Timur Tengah dan Afrika merupakan pasar potensial untuk pemasaran kedua komoditas tersebut. Hal ini karena, warganya memiliki tingkat konsumsi kopi dan teh cukup tinggi. Namun, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika harus mengimpor dari negara lain.

Heryawan mencontohkan, Maroko yang warganya sangat hobi meminum teh dan kopi. Namun, di negara tersebut tidak ada satupun pohon kopi dan teh.

"Jadi kita akan tawarkan kopi dan teh. Di Maroko itu warganya penghobi kopi. Tapi tidak ada pohon teh dan kopi," ujar Ahmad Heryawanan yang akrab disapa Aher, saat membukan Indonesia Midle East Annual Gathering on Economy, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (9/10).

Menurut Aher, hal itu bisa menjadi peluang bagi Jawa Barat. Apalagi, provinsi dengan jumlah penduduk sekitar 46 juta ini merupakan penghasil teh terbesar di Indonesia. Produksi teh secara nasional saja sekitar 70 persennya dihasilkan Jawa Barat. "Ini kabar gembira. Teh di Jabar ini banyak, 70 persen produksi nasional itu berasal dari Jabar," katanya.

Aher mengatakan, untuk kopi memang Jawa Barat belum menjadi produsen kopi terbesar di Indonesia. Namun, kualitas kopi asal Jabar merupakan terbaik di dunia. "Untuk (produksi) kopi memang belum banyak, tapi kopi kita paling baik. Enam kopi terbaik di dunia itu adanya di Jabar," katanya.

Sementara menurut Kepala Dinas Perkebunan Jawa Barat Arif Santosa, potensi ekspor kopi Jawa Barat ke negara Timur Tengah dan negara lainnya memang cukup besar. Namun, perlu ada peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. "Karena kita untuk memenuhi kebutuhan masih kurang. Ada yang kita ekspor tapi khusus kopi spesial (dan belum terlalu banyak)," kata Arif.

Arif mengatakan, produksi kopi secara nasional saat ini 350 ribu sampai 420 ribu ton. Sedangkan di Jabar, kebutuhan kopi untuk konsumsi dan produksinya hampir seimbang yakni, kebutuhan kopi di Jabar sekitar1,2 kg per kapita per tahun. Jadi, kalau jumlah penduduk Jabar sebanyak 45 juta maka kebutuhan total kopi di Jabar pertahun sebanyak 90 ribu ton.

"Sementara total produksi kopinya mencapai 50 ribu ton produksi. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan Jabar pun masih kekurangan," kata Arif seraya mengatakan, pengusaha kopi di Jabar pun masih ada yang mengimpor kopi kategori spesial setiap tahunnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement