Senin 09 Oct 2017 15:40 WIB

Trump Minta Anggaran untuk Bangun Tembok Perbatasan

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS, Donald Trump
Foto: AP
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Gedung Putih telah membuat proposal baru mengenai tindakan kepada imigran muda yang tidak berdokumen. Salah satunya membangun tembok perbatasan dengan Meksiko.

Seperti dilansir dari BBC, Senin (9/10), Presiden AS Donald Trump meminta pendanaan untuk pembangunan tembok tersebut. Ia juga ingin deportasi imigran lebih cepat dan perekrutan ribuan petugas imigrasi baru.

Bulan lalu Trump mengakhiri program "Dreamer" era Obama yang telah melindungi sekitar 690 ribu imigran. Deferred Action for Childhood Arrivals (DACA)  yang diselenggarakan pada 2012 di bawah Presiden Barack Obama, akan berakhir pada Maret.

Daftar yang disampaikan Gedung Putih kepada Kongres pada Ahad meliputi pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko, menambah jumlah pekerja imigrasi, mempekerjakan ekstra 370 hakim imigrasi dan 300 jaksa federal. Selain itu juga melarang imigran membawa anggota keluarga besar mereka ke AS, menekankan kota-kota suaka yang telah menolak upaya administrasi Trump untuk menindak imigran ilegal, serta program E-Verify untuk mencegah imigran ilegal mendapatkan pekerjaan.

"Ini reformasi yang harus disertakan sebagai bagian dari undang-undang yang menangani status DACA," Trump menulis dalam sebuah surat kepada Kongres yang menyertai daftar tersebut.

Direktur urusan legislatifnya, Marc Short, mengatakan prioritas ini sangat penting untuk mengurangi konsekuensi hukum dan ekonomi dari pemberian status kepada penerima DACA. Demokrat menolak proposal terbaru yang diajukan Trump ini.

Mereka menuduh Trump tidak menepati sebuah komitmen untuk tidak memasukkan dinding perbatasan dalam negosiasi mengenai status imigran muda yang kebanyakan berasal dari Meksiko dan negara-negara Amerika Latin lainnya.

"Pemerintah tidak bisa serius berkompromi atau membantu para Dreamer jika mereka memulai dengan sebuah daftar yang merupakan kutukan bagi para Dreamer, kepada komunitas imigran dan sebagian besar orang Amerika," ujar pemimpin DPRD Demokrat Nancy Pelosi dan pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer.

Schumer dan Pelosi mengatakan setelah bertemu dengan Trump bulan lalu, Trump mengatakan dana untuk pembangunan dinding tidak akan menjadi bagian dari kesepakatan DACA.

Dreamer adalah program dikhususkan buat anak muda yang dibawa ke AS secara ilegal. Di bawah kebijakan Obama, mereka dapat mengajukan permohonan kerja dan izin belajar. Agar memenuhi syarat untuk DACA, pelamar berusia di bawah 30 tahun mengirimkan informasi pribadi ke Departemen Keamanan Dalam Negeri.

Mereka harus melalui pemeriksaan latar belakang FBI dan tidak memiliki catatan kriminal. Sebagai gantinya, pemerintah AS sepakat untuk menunda tindakan apapun mengenai status imigrasi mereka untuk jangka waktu dua tahun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement