Senin 09 Oct 2017 16:18 WIB

Banjir Pangandaran, Wagub: Muncul Titik-Titik Baru Bencana

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Warga gotong royong membersihkan halaman yang terdampak bencana pergerakan tanah di Desa Kalijati, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Ahad (8/10).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Warga gotong royong membersihkan halaman yang terdampak bencana pergerakan tanah di Desa Kalijati, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Ahad (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyadari semakin seringnya intensitas bencana di wilayahnya. Ia menyatakan, masalah kerusakan lingkugan merupakan pangkal terjadinya bencana. Diperlukan komitmen serius pemerintah dan instansi terkait agar kerusakan lingkungan bisa dikurangi.

Pria yang akrab disapa Demiz tersebut mengatakan dalam beberapa tahun terakhir bencana muncul silih berganti. Ia bahkan heran dengan munculnnya titik-titik baru bencana. Akibat bencana yang muncul tentunya menyebabkan kerusakan baik jiwa maupun materil.

"Ada muncul lokasi-lokasi bencana baru. Yang tadinya enggak ada bencana jadi ada bencana tentu ada kerusakana alam. Harus diantisipasi termasuk banjir di Garut, begitu dicek di hulu sungai ada penebangan pohon, hulu masalahnya ke lingkungan," katanya usai kegiatan pemberian kartu tani di Panumbangan, Ciamis, Senin (9/10).

Sebagai respons atas maraknya bencana, ia mengaku makin giat mengupayakan perbaikan lingkungan. Termasuk di sejumlah sungai di jabar seperti Citarum dan Cimanuk. Sedangkan untuk rehabilitasi hutan,kata dia, ada anggaran untuk melakukan penanaman lewat udara.

"Akan ada penanaman lewat udara Rp 250 miliar anggaran rehabilitasi pohon," ujarnya.

Di sisi lain, ia berencana mengunjungi korban bencana di sejumlah titik di Kabupaten Pangandaran sore ini. Dalam kunjungan tersebut, ia akan menyampaikan pentingnya selektif memilih tempat tinggal.

"Bantuan sudah (di Pangandaran). Kan di Jabar banyak lokasi rawan bencana, sudah ada imbauan ke masyrakat terkait tinggal di lokasi rawan bencana, tapi kan relokasinya perlu waktu," ucapnya.

Diketahui, pada Sabtu (7/10) terjadi bencana banjir dan longsor di berbagai titik di wilayah Priangan Timur. Pangandaran menjadi wilayah terbanyak bencana mencapai 17 kejadian dengan korban tewas empat orang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement