Senin 09 Oct 2017 16:52 WIB

Kapolri Tito: Jabar Rawan Konflik Pilkada

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agus Yulianto
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memberikan sambutan pada Apel Kasatwil Tahun Anggaran 2017 di Auditorium Cendrawasih Kompleks Akpol Semarang, Senin (9/10).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memberikan sambutan pada Apel Kasatwil Tahun Anggaran 2017 di Auditorium Cendrawasih Kompleks Akpol Semarang, Senin (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemilihan kepala daerah (pilkada) Jawa Barat dinilai rawan terhadap konflik. Selain Jawa Barat, peta kerawanan pelaksanaan pilkada ini juga ada di wilayah timur Indonesia dan Kalimantan Barat.

Hal itu ditegaskan Kapolri Jendral Polisi Drs H Muhammad Tito Karnavian MAPhD di sela Apel Kasatwil Tahun Anggaran 2017, yang digelar di Auditorium Cendrawasih, Kompleks Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Senin (9/10). Saat dikonfirmasi perihal kerawanan wilayah pelaksanaan pilkada 2018, Tito mengaku, polisi telah memetakan.

"Kami perkirakan, yang agak rawan itu Jawa Barat, karena itu lumbung yang terbesar," ungkapnya.

Wilayah yang diperkirakan juga memiliki kerawanan pada saat pelaksanaan pilkada 2018 ada di daerah timur Indonesia, seperti Papua. Polisi, kata Tito, juga memetakan daerah lain yang cukup sensitif terhadap potensi konflik SARA, seperti Kalimantan Barat.

"Ini semua sudah dipetakan untuk melakukan langkah-langkah antisipasi, karena masih ada delapan bulan menuju pelaksanaan pilkada 2018," kata Tito. Karena itu, Kapolri juga meminta kepala wilayah para kapolda dan kapolres melakukan analisis dan evaluasi (anev).

Kapori juga mengaku sudah menyampaikan langkah-langkah yang harus dikerjakan. Langkah- angkah ini akan dievaluasi sampai Desember 2017.

"Yang mampu melaksanakan baik kita pertahankan bila perlu promosi. Tapi kalau yang tidak melaksanakan langkah-langkah yang sudah saya arahkan sampai dengan Desember saya akan ganti cari pimpinan yang lebih baik," katanya.

Tito juga menyampaikan, sekarang suasana relatif sejuk dan tenang. Namun, Polri tetap melakukan berbagai pendekatan. Pendekatan yang utama, menurutnya, dengan stakeholder yang terkait pilkada seperti KPU dan Panwaslu. "Kerja sama serta sinergi aparat kepolisian dan TNI juga harus terus dibangun sampai di tingkat yang terbawah," ujarnya.

Bahkan dalam arahannya Presiden telah menggarisbawahi agar hubungan Polri dengan TNI mutlak harus baik di semua jajaran. Karena Polri dan TNI merupakan dua pilar utama negara ini. Menurutnya, bila pilar ini tegak dan solid maka negara NKRI ini juga akan kuat.

"Kemudian pendekatan dengan tokoh masyarakat, agama termasuk media. Media perlu membuat berita yang mendinginkan jangan malah memanaskan dengan berita profokatif yang tidak jelas nara sumbernya. Kuncinya saat ini adalah pendekatan kepada semua pihak," lanjut Tito.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement