Senin 09 Oct 2017 20:26 WIB

Jenderal Pengganti Yorrys, Idrus: Golkar Kembali ke Khittoh

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
 Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (tengah), Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid (kiri), dan Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham memimpin rapat pleno di ruang rapat utama gedung DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (18/7).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (tengah), Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid (kiri), dan Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham memimpin rapat pleno di ruang rapat utama gedung DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (18/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar mencopot Yorrys Raweyai dari posisi Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan dan kemudian digantikan Letjen (Purn) Eko Wiratmoko. Namun hingga kini, Partai Golkar belum mengumumkan secara resmi pergantian Yorrys dan alasan menunjuk Eko Wiratmoko, sebagaimana surat pergantian yang beredar beberapa waktu terakhir ini.

Sejumlah pihak pun mempertanyakan sosok Eko yang namanya jarang didengar di Partai Golkar. Berbeda dengan Yorrys yang telah berkecimpung cukup lama di partai berlambang pohon beringin tersebut.

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham enggan mengungkap tegas alasan pergantian kepengurusan di Partai Golkar. Namun ia menyebut, hal tersebut bagian dari revitalisasi Partai Golkar demi meningkatkan soliditas dan akselerasi Partai Golkar.

"Ada keinginan ketua umum untuk menjamin soliditas kebersamaan dan adanya akselerasi kerja. kenapa? karena dihadapan kita ini banyak sekali momentum-momentum politik yang harus dihadapi secara bersama-sama," ujar Idrus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin (9/10).

Namun, Idrus enggan menjawab tegas apakah alasan pencopotan Yorrys karena manuver-manuver Yorrys selama ini dan dianggap mengancam soliditas Partai Golkar. Ia beralasan penjelasan resmi akan diumumkan langsung oleh Ketua Umum PG Setya Novanto.

"Bukan hanya itu, kan banyak pertimbangan jadi bukan satu-satunya ya tetapi siapapun yang mengurusi partai itu perlu kesolidan. Perlu kebersamaan karena kita orientasinya adalah kinerja orientasinya agar supaya target target politik bisa kita capai," ujarnya.

Begitu pun terkait sosok Eko Wiratmoko, Idrus menilai, tidak ada yang perlu dimasalahkan dengan sosok pengganti Yorrys yang merupakan purnawirawan TNI. Sebab, sosok TNI memang telah melekat sejak lama dengan Partai Golkar.

"Ini kalau kita mau tau, sejarah Golkar tahun 64, Golkar ini didirikan oleh tokoh tokoh dari TNI. Ini sejarahnya gitu. Jadi kalau ada jenderal masuk Golkar itu berarti kembali ke khitoh, dan kita juga terus terang saja komunikasi terus dengan para jenderal-jenderal ini. Nggak ada masalah," ujar Idrus.

Idrus pun mengungkap, dengan komunikasi tersebut Partai Golkar juga secara terbuka menerima para purnawirawan TNI yang mau menjadi bagian dari Partai Golkar. Termasuk jika Panglima TNI Gatot Nurmanyto hendak bergabung, jika sudah pensiun dari militer.

"Karena memang dulu Golkar ini didirikan oleh tokoh-tokoh TNI. Jadi kalau ada yang mau masuk jangan hanya dua dan tiga tapi masuk lagi aja yang banyak. Termasuk (Panglima TNI) kenapa tidak," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement