REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lokasi pembangunan smelter oleh PT Freeport Indonesia belum mengalami progres hingga saat ini. Hanya saja, terkait lokasi, pemerintah mengklaim bahwa Freeport sudah mengerucut tentang penetapan lahan pembangunan smelter yaitu di Gresik.
Direktur Jendral Mineral dan Batubara, Bambang Gatot Ariyono mengatakan saat ini pihak Freeport dan Petrokimia Gresik (Petrogres) sedang melakukan amandemen perjanjian kontrak wilayah untuk pembangunan smelter. Hal ini dinilai Bambang bahwa persoalan pembangunan smelter setidaknya mengerucut bahwa wilayah pembangunan akan berada di Gresik.
"Mereka sekarang sedang perpanjang kerja sama dengan Petrokimia Gresik. Mereka lagi memperbaiki amdal. Selain itu, dalam membangun smelter tidak mengkonstruksi, tapi studi. Mereka melakukan studi, dengan kerja sama dengan Mitshubisi. Untuk tanah dan basic engenering sudah dengan Antam. Studi basci engenering sudah 98 persen, rekayasa," ujar Bambang di ruang rapat Komisi VII DPR, Senin (9/10).
Meski begitu, Bambang sempat menjelaskan di hadapan para parlemen bahwa saat ini pembangunan smelter memang belum berbentuk fisik konstruksi. Bambang mengatakan, progress yang dilakukan oleh Freeport sejak 2015 adalah persoalan studi dan design pabrik yang nantinya akan dibangun oleh Freeport.
Hal itu kemudian dikritik oleh DPR. Anggota Komisi VII DPR, Evi Zainal Abidin menilai sejatinya tidak ada progres pembangunan smelter yang dilakukan oleh Freeport selama ini. Sejak komitmen Freeport pada 2015 bahwa Freeport akan membangun smelter, hingga saat ini belum ada konstruksi apapun.
"Ini sudah dua tahun, nggak ada kemajuan dong? Itu cerita pas kapan? Artinya Ini belom pernah ada kemajuan," ujar Evi.
Sebelumnya kepada Republika, juru bicara Freeport Indonesia, Riza Pratama mengatakan bahwa Freeport memang tidak melanjutkan pembangunan smelter tanpa ada kepastian investasi oleh pemerintah. Apalagi merujuk pada negoisasi antara kedua belah pihak yang belum selesai, Freeport memutuskan untuk tidak melanjutkan pembangunan smelter sebelum mendapat kepastian investasi.
"Kami akan melanjutkan pembangunan smelter setelah empat poin kesepakatan negoisasi disepakati," ujar Riza beberapa waktu lalu.