Senin 09 Oct 2017 20:46 WIB

Perluas Pabrik, Pindad Tingkatkan Produksi Amunisi

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Friska Yolanda
Peletakan batu pertama pembangunan pabrik amunisi PT Pindad (Persero) di Turen, Kabupaten Malang, Senin (9/10).
Foto: Wilda Fizriyani
Peletakan batu pertama pembangunan pabrik amunisi PT Pindad (Persero) di Turen, Kabupaten Malang, Senin (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- PT Pindad (Persero) menargetkan peningkatan produksi amunisi pada tahun ini dari 165 juta butir per tahun menjadi 275 juta butir per tahun. Peningkatan produksi ini didukung oleh pembangunan pabrik amunisi di Turen, Kabupaten Malang, Senin (9/10).

"Setelah peletakan batu pertama ini, pabrik amunisi kemungkinan bisa mulai berproduksi sekitar akhir 2018 atau awal 2019," ujar Direktur Utama Pindad Abraham Mose saat ditemui wartawan di Turen Kabupaten Malang, Senin (9/10).

Pindad telah memperoleh modal dari pemerintah sebesar Rp 700 miliar. Sekitar Rp 400 miliar dipakai untuk membangun lini produksi amunisi kaliber kecil. Sementara sisanya untuk perluasan kapasitas kaliber besar seperti pada bidang pengembangan teknologi dan industrial.

"Termasuk, membantu menghasilkan produksi yang mendukung program pemerintah tentang pembangunan infrastruktur 35 ribu megawatt," tambah dia.

Selain membangun pabrik, penambahan produksi amunisi juga tengah diusahakan melalui kerja sama dengan sejumlah vendor dari beberapa negara. Beberapa yang dibidik antara lain Republik Ceko, Kanada, dan Cina.

Menurut Abraham, kerja sama ini sangat penting dilakukan mengingat kebutuhan amunisi yang masih kurang. Sekalipun bisa memproduksi 275 juta butir per tahun, jumlah ini belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada. Dalam hal ini, baik untuk memenuhi ketersediaan amunisi saat latihan, pendidikan, olahraga maupun perlengkapan TNI/Polri.

"Dan kerja sama pada bidang munisi kaliber besar (mkb) juga masih kaji. Yang pasti kita ingin kerjasama dengan negara yang sudah punya kemampuan mumpuni. Kita sudah ada nama beberapa negara, seprti Afrika Selatan dan Korea Selatan," katanya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement