REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Korea Selatan (Korsel) mengklaim telah memiliki teknologi untuk membuat bom yang dapat melumpuhkan sistem kelistrikan Korea Utara (Korut). Peledak itu saat ini dalam tahap pengembangan oleh agensi departemen pertahanan dengan program yang disebut 'kill chain'.
"Semua teknologi pengembangan sudah diamankan dan kami bisa membuat bom itu kapan saja," kata pejabat militer kepada kantor berita Korsel, Yonhap seperti dikutip Independent, Rabu (10/10).
Peledak yang diberi nama 'Blackout Bomb' itu menyebarkan filamen grafit yang diolah secara kimia melalui komponen listrik. Departemen pertahanan Korsel telah meminta anggaran sebesar 300 ribu poundsterling untuk mengembangkan proyek tersebut.
Kendati, pengembangan bom itu agaknya terhambat menyusul penolakan menteri keuangan Korsel untuk memberikan pendanaan. Belum jelas apakah kementerian pertahanan bisa membangun bom tanpa dukungan finansial tersebut.
Sebelumnya, laporan tersebut masuk tak lama setelah Presiden Korut, Kim Jong-un mengatakan senjata nuklir diperlukan untuk menjaga kedaulatan negara. Ketegangan di Semenanjung Korea juga meningkat menyusul rangkaian uji coba rudal Korut, termasuk satu roket yang mampu menghantam Amerika.