REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan kembali berkunjung ke Kota Padang, Sumatra Barat pada 14-15 Oktober 2017. Salah satu agenda yang bakal dihadiri Jokowi adalah peresmian pabrik Indarung VI milik PT Semen Padang.
Kabiro Humas PT Semen Padang Nur Anita Rahmawati mengonfirmasi bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemprov Sumatra Barat untuk menyiapkan kunjungan Presiden Jokowi pekan depan. Bahkan tim protokoler kepresidenan juga sudah melakukan survei di lokasi pabrik. Lantas apa keistimewaan Pabrik Indarung VI?
Anita menjelaskan, pabrik semen Indarung VI menerapkan prinsip Green Industry. Ada beberapa konsep yang dijalankan melalui prinsip industri hijau ini, termasuk penggunaan teknologi mutakhir dengan peralatan canggih dan hemat energi dan manajemen air yang memungkinkan penggunaan kembali air buangan dari proses produksi semen.
Tak hanya itu, Indarung VI juga menjalankan pengendalian emisi atau gas buang yang lebih bersih, yakni penggunaan alat penangkap debu yang canggih. Produksi semen di pabrik terbaru Semen Padang ini juga memanfaatkan bahan bakar alternatif dan material mentah.
"Sementara untuk limbah, kami beroperasi sesuai Sistem Manajemen Semen Padang yang mengacu ISO 14001. Indarung VI juga memiliki area hijau," kata Anita, Selasa (10/10).
Keberadaan pabrik Indarung VI menjadi pembuktian bagi PT Semen Padang bahwa perusahaan terus mengembangkan usahanya. Pabrik Indarung VI dibangun sejak Mei 2014. Pembangunan pabrik terbaru meliputi fasilitas pengelolaan bahan tambang, fasilitas produksi, serta fasilitas pengantongan dan distribusi.
Anita menyebutkan, pengerjaan proyek yang merupakan objek vital nasional tersebut melibatkan kontraktor BUMN dan lokal. Kontraktor BUMN yang terlibat antara lain, PT Waskita Karya (sipil), PT Adhi Karya (sipil), PT Nindya Karya (sipil), PT Pembangunan Perumahan (sipil), dan PT Wijaya Karya Konstruksi (mekanikal). Sedangkan Kontraktor swasta, di antaranya, PT Bukaka Teknik Utama (mekanikal).
Sementara untuk porsi pekerjaan lokal untuk proyek Indarung VI mencapai 70 persen, dan sisanya 30 persen kebutuhan dipenuhi dengan impor. Porsi lokal pengerjaan proyek sendiri, 40 persennya dikerjakan oleh bengkel PT Semen Padang sendiri dan 30 persen oleh vendor lokal lainnya.
"Kelebihan Indarung VI dibandingkan dengan pabrik lainnya di Semen Padang, adalah Indarung VI memiliki cement vertical. Ini merupakan cement vertical kedua yang dipunyai PT Semen Padang setelah cement mill Dumai," ujar Anita.
Anita menyebutkan terdapat dua kelebihan cement mill ini. Meski kapasitas pabrik Indarung VI sama dengan pabrik Indarung V, namun penggunaan cement mill vertical di Indarung VI memungkinkan konsumsi listrik per ton cement mill yang lebih kecil. Keuntungan kedua, sistem penangkap debu yang sudah menggunakan teknologi muatkhir yakni Bag House Filter (BHF). Sementara di pabrik eksisting lainnya masih menggunakan Electrostatic Precipitator (ESP). Sistem BHF lebih maksimal menangkap debu. Target emisi debu hanya 30 mg/Nm3.
Indarung VI sebelumnya direncanakan memiliki dua cement mill kapasitas 2x250 ton. Namun, di tahun 2014, pemegang saham memutuskan untuk Semen Indarung VI dari dua menjadi satu. Satu lagi dikelola Semen Indonesia yang berlokasi di Cigading, Jawa Barat.