REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kabupaten Bogor berencana mendesain ulang Terminal Laladon, yang terletak di Jalan Letjen Ibrahim Adjie Nomor 69, Sindang barang, Kabupaten Bogor. Rencana tersebut dihadirkan, untuk mengantisipasi jika Terminal Bubulak milik Pemerintah Kota Bogor di non-aktifkan.
"Ya benar, dan jika nanti terealisasi, Terminal Laladon akan memiliki daya tampung lebih besar, namun jenis layanan tetap Tipe C atau angkutan dalam kota dan pedesaan," ujar Kepala Bidang Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Dudi Rukmayadi saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (10/10).
Namun menurut Dudi, rencana pengembangan Terminal Laladon tersebut sama sekali tidak terpengaruh dengan isu akan dinon-aktifkannya Terminal Bubulak, akibat penggabungan Terminal Bubulak dengan Terminal Laladon. Renovasi tersebut, lanjut Dudi, semata hanya untuk melayani masyarakat.
Dudi menjelaskan, daya tampung Terminal Laladon direncanakan naik hingga 300 persen dari daya tampung saat ini 300 kendaraan umum termasuk bus. Selain itu, luas terminal pun disebut akan bertambah 4.000 meter persegi dari total luas saat ini 8.000 meter persegi.
"Doakan saja ya, mudah-mudahan DED (Detail Engineering Design) November ini rampung. Jadi bisa segera diproses," kata Dudi menjelaskan.
Dia menyatakan, jika nanti renovasi Terminal Laladon rampung, maka dipastikan terminal Laladon siap menampung angkutan-angkutan trayek yang juga beroperasi di Kota Bogor. "Namanya pelayanan, kami tidak melihat kota atau kabupaten. Akan ada nota kerja sama pasti nantinya. Tapi, itu tergantung fungsi Bubulak, yang jelas Laladon tidak lihat warga kota atau kabupaten dalam pelayanan," tegas dia.
Sebelumnya, Pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor kembali menggulirkan wacana pembangunan terminal batas wilayah untuk mengurangi kemacetan di Kota Bogor, salah satunya penggabungan Terminal Laladon dengan Bubulak. Rencana tersebut menjadi salah satu pembahasan kerjasama pelayanan publik antara kedua belah pihak.