Selasa 10 Oct 2017 19:00 WIB

Jejak Islam di Australia

Muslim Australia
Foto: Australiaplus
Muslim Australia

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Islam adalah agama minoritas di Australia. Sensus nasional 2011 menyebutkan, populasi Muslim di Australia sebanyak 476.291 jiwa, atau 2,2 persen dari total penduduk Australia. Angka ini menempatkan Islam sebagai agama keempat, setelah Kristen (61,1 persen), Ateis (22,9 persen), dan Buddha (2,5 persen).

Menjadi minoritas di negeri asal kanguru itu, tak lantas membuat Muslim kehilangan nasionalisme mereka. Umat Islam memiliki kecintaan dan loyalitas terhadap bangsanya. Sikap ini menepis anggapan dan stigma negatif yang dilekatkan terhadap Muslim Australia.

Terlebih, akibat merebaknya Islamofobia belakangan ini menyusul sejumlah aksi teror oleh oknum yang mengatasnamakan Islam. Desember 2014 lalu, aksi penyanderaan terjadi di Lindt cafe di Martin Palce, Sydney, dan teror di luar markas polisi di Sydney, Australia, yang menewaskan dua orang.

Rentetan insiden itu memicu persepsi dan sikap miring publik Australia terhadap Islam dan Muslim. Diskriminasi dan aksi rasial menimpa Muslim di tempat-tempat umum.

Menurut radioaustralia.net.au, akhir 2015 Islamofobia di Australia meningkat. Bentuknya beragam, seperti aksi vandalisme di Masjid  Newcastle, Australia, sementara Masjid Gallipoli di pinggiran Sydney menerima banyak telepon berisi pesan kebencian.

Berbagai upaya ditempuh untuk membuktikan kecintaan komunitas Muslim terhadap Australia ke publik. Salah satunya adalah inisiasi bertajuk "Loyalty to Homeland" yang dikomandoi oleh Asosiasi Muslim Australia. Dengan membagikan 500 ribu pamflet di penjuru negeri, delapan ribu di antaranya disebarkan di Canbera, organisasi ini menyuarakan kesetiaan Muslim Australia terhadap bangsanya.

Khalid Mahmood Syed, salah satu anggota asosiasi menyebutkan, aksi ini sebagai bentuk untuk menunjukkan kepada warga Australia bahwa Muslim Australia cinta damai dan tanah air serta bebas dari segala macam bentuk aksi terorisme. "Kami ingin menunjukkan bahwa umat Islam dapat menjadi warga negara yang damai dan warga negara yang setia," ujarnya.

Puncak dari aksi ini adalah, pertemuan bersama warga Australia dengan kegiatan barbeku, bermain kriket, dan lainnya sehingga diharapkan terjadi keakraban dan mengenal lebih jauh antarsesama warga Australia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement