Selasa 10 Oct 2017 18:27 WIB

BI: Ekonomi Syariah Miliki Potensi Besar di Sumut

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Perbankan syariah
Perbankan syariah

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Bank Indonesia (BI) menilai Sumatra Utara (Sumut) memiliki potensi sangat besar dalam pengembangan ekonomi syariah. Kesimpulan itu diambil setelah memperhatikan animo masyarakat di acara Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) 2017 di Medan pada 6 sampai 8 Oktober lalu.

Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumut Arief Budi Santoso mengatakan, antusias masyarakat Medan dalam seminar dan talkshow yang diadakan di Fesyar sangat terlihat. "Itu memberikan keyakinan bahwa Sumatra Utara berpotensi besar untuk pengembangan ekonomi syariah," ujarnya kepada Republika, Selasa, (10/10).

Ia menyebutkan, selama tiga hari digelar, jumlah pengunjung acara yang mengangkat tema 'Membangun Ekonomi Syariah Berlandaskan Konektivitas Regional' itu mencapai 6.468 orang. Dengan transaksi sebesar Rp 1,67 miliar.

"Transaksi tersebut terdiri dari tunai, nontunai, dan simpanan," jelas Arief.

Ia menambahkan, jumlah transaksi tunai menembus Rp 900 juta, lalu transaksi nontunai sekitar Rp 584 juta lebih. Sedangkan simpanan berjumlah lebih dari Rp 189,2 juta.  Ke depannya, kata dia, Fesyar akan menjadi acara rutin di Medan. Hanya saja, hal itu sesuai arahan dari BI pusat.

Kepala Departemen Keuangan dan ekonomi Syariah BI Anwar Basori menambahkan, Fesyar di Medan merupakan bagian dari rangkaian menuju Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) 2017 atau Road To ISEF 2017. Nantinya ISEF akan diadakan di Surabaya.

"Sebelumnya kita gelar juga Fesyar di Makasar tepatnya di wilayah Sulampua pada 25 sampai 27 Agustus. Kemudian Bandung pada 13 sampai 15 September," jelas Anwar saat dihubungi Republika.

Ia menjelaskan, berbagai hasil substansi unggulan di masing-masing wilayah tersebut akan ditampilkan pula di ISEF mendatang. Dengan begitu ISEF 2017 lebih berwarna karena merefleksikan berbagai nuansa regional dari setiap wilayah di Tanah Air.

BI menyatakan, ekonomi dan keuangan syariah mempunyai konsep inklusif serta berdimensi universal yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Tujuannya memperkuat ekonomi daerah juga nasional yang berkualitas dan berdaya tahan.

Agar dapat memperkuat ekonomi sekaligus keuangan syariah, bank sentral pun, telah merumuskan tiga pilar yang merupakan strategi utama pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Strategi terdisi dari Pemberdayaan Ekonomi Syariah, Pendalaman Pasar Keuangan Syariah dan Penguatan Riset, lalu Asesmen dan Edukasi termasuk sosialisasi komunikasi.

Ketiga pilar tersebut secara terintegrasi bakal didukung oleh kebijakan ekonomi juga keuangan syariah internasiobal

maupun daerah serta ketersediaan dan kesiapan sumber daya insani. Tak hanya itu, mencakup pula pengembangan data dan

informasi termasuk meningkatkan financial technology (fintech) syariah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement