Selasa 10 Oct 2017 18:41 WIB

Bupati Bogor Ingatkan Masyarakat Selalu Siaga Bencana

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Endro Yuwanto
Sejumlah pengendara melintasi jalan yang longsor di Jalan Raya Cilebut, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jum'at (11/3).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah pengendara melintasi jalan yang longsor di Jalan Raya Cilebut, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jum'at (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut, 22 kecamatan di Kabupaten Bogor berpotensi mengalami pergeseran tanah sepanjang bulan Oktober 2017. Hal itu disampaikan melalui surat edaran PVBMG kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.

Bupati Kabupaten Bogor Nurhayanti pun telah meminta para camat untuk mensosialisasikan edaran tersebut. Hal itu dilakukan sebagai upaya pemkab untuk mengingatkan masyarakat agar selalu siaga bencana.

"Surat edaran itu sudah disampaikan ke para camat untuk disosialasikan ke masyarakat. Jadi kalau sudah mulai hujan, mereka bisa segera mengungsi," ujar Nurhayanti, Selasa (10/10).

Menurut Nurhayanti, pada musim penghujan seperti ini, longsor dan banjir bandang memang kerap melanda beberapa wilayah di Kabupaten Bogor.

Nurhayanti juga menyatakan, sebenarnya surat peringatan tersebut setiap bulan ada. Namun, karena belakangan sering hujan lebat dan potensi longsornya meningkat, masyarakat harus mengetahui supaya bisa antisipasi. "Jadi kami rilis ke publik, agar masyarakat mawas diri," kata dia.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Koesparmanto mengungkapkan, selain longor, angin kencang pun cukup banyak terjadi hingga 145 kali, lalu banjir 45 kejadian, 54 kali kebakaran, dan 12 peristiwa kekeringan, serta 16 lain-lain. "Longsor paling banyak terjadi di wilayah timur, selatan, dan barat Kabupaten Bogor. Kami imbau warga waspada terutama yang tinggal di dekat tebingan," kata dia.

Koes mengatakan, potensi daerah rawan pergerakan tanah tersebar di 22 kecamatan. Yaitu Kecamatan Babakanmadang, Bojonggede, Caringin, Cariu, Ciampea, Ciawi, Cibinong, Cibungbulang, Cigombong, Cigudeg, Cijeruk, Cileungsi, Ciomas, Cisarua, Ciseeng, Citeureup, Dramaga, Gunungputri, Gunungsindur, Jasinga, Jonggol, dan Kemang.

Koes menjelaskan, dari 22 kecamatan tersebut, delapan kecamatan di antaranya memiliki potensi gerakan tanah yang tinggi, hingga berpotensi banjir bandang atau aliran bahan rombakan. Delapan kecamatan tersebut adalah Kecamatan Caringin, Ciampea, Cibungbulang, Cigombong, Cijeruk, Ciomas, Dramaga, dan Kemang. "Adapun sisanya, itu masuk pada kategori menengah hingga tinggi tanpa berpotensi banjir bandang," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement