REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kebanyakan pesepak bola papan atas mendiskusikan pengalamaan paling berkesan pada awal karier, mereka akan bercerita tentang ketika mereka dipinjamkan ke tim lain atau hal-hal lainnya yang berhubungan dengan sepakbola. Tapi, bek Arsenal, Per Mertesacker, punya pengelaman berbeda.
Ia bercerita tentang pengalamannya bekerja paruh waktu selama satu tahun di sebuah rumah sakit jiwa. Dia pun menyebutkan itu merupakan waktu yang sangat berharga dan membantunya melihat dunia dengan cara yang berbeda.
"Ketika baru menamatkan sekolah, saya harus melayani negara saya dengan masuk wajib militer atau melakukan pekerjaan sosial selama satu tahun," kata pemain asal Jerman ini, seperti dilansir dari situs resmi Arsenal, Selasa (10/10).
Mertesacker pun akhirnya memutuskan untuk melakukan pekerjaan sosial. Kala itu, klub tempat dia bermain punya beberapa jaringan ke rumah sakit jiwa. Mertesacker pun memilih salah satu rumah sakit jiwa yang direkomendasikan klubnya saat itu.
Ketika itu, ia bisa berlatih pada pagi hari dan melakukan pekerjaan sosial pada sore hari. "Awalnya saya pikir, 'Bisakah saya menghadapi ini?’ Bisakah saya berhadapan dengan orang yang tidak saya kenal?’,” kata dia.
Namun, dia ternyata bisa melakukannya. Selama setahun, dia membantu mereka dengan cara memberi makan, mengantar ke kamar mandi, ke kamar tidur, berpakaian. “Mereka butuh bantuan selama 24 jam 7 hari," katanya.
Mertesacker akhirnya terbiasa dengan hal ini. Saat itu, dia menerangkan, hal terpenting yakni bisa berlatih pada pagi hari serta bekerja dan melayani negara juga para pasien sekaligus.
"(Pengalaman) ini membuat saya terus melaju dan membuat saya melihat dunia dengan cara yang berbeda," katanya.
Mertesacker mengatakan pengalaman ini yang mengajarinya untuk tetap rendah hati. Karena, ia melihat dengan langsung orang-orang yang selalu butuh bantuan.
“Kala saya melihat kembali ke belakang, ke masa itu, itu merupakan waktu yang sangat sehat dengan keseimbangan bagi saya untuk berkembang dan melihat apa artinya hidup di tengah sorotan, di dunia yang indah dan orang-orang mengenali Anda,” kata dia.
Mertesacker mengibaratkan kondisi tersebut dengan dunia sepak bola. “Ada 40 ribu pengemar yang datang ke pertandingan Anda, sementara ada orang lain yang tersembunyi dan membutuhkan bantuan 24/7 namun tidak pernah mengenali Anda," kata dia.
Mertesacker mengatakan pengalaman bekerja di rumah sakit jiwa sebagai pengalaman terbaik baginya. Pengalaman tersebut yang membuatnya tumbuh tidak hanya sebagai manusia tapi juga sebagai pemain sepakbola.