REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar membantah anggapan tim berjulukan Maung Bandung itu di anak emaskan oleh operator Liga 1 2017, PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Bahkan dirinya sangat tidak senang dengan tuduhan tersebut. Tuduhan itu diperkuat, usai Persib jadi salah satu tim yang tidak melakukan protes hingga mengancam mogok kompetisi kepada PT Liga Indonesia Baru selaku operator. Selain Persib, ada Bali United dan PS TNI.
"Apa boleh buat, makanya siapa yang ngomong Persib itu 'anak emas'? Itu kejahatan itu yang ngomong seperti itu. Tidak sopan itu yah. Apa yang bikin Persib dijadikan anak emas? Mana yang spesial? Tidak ada," tegas Umuh saat ditemui di Hotel Sultan, Selasa (10/10) malam WIB.
Tim yang bermarkasi di Kota Bandung itu memang menjadi primadona dalam menggaet rating televisi sehingga dianggap punya penjadwalan siarang langsung yang paling bersahabat. Hal itu mengundang kecemburuan klub lain, mengingat jadwal tanding sangat penting untuk penjualan tiket.
Perlakuan yang dinilai istimewa itu membuat 15 klub yang tergabung dalam Forum Komunikasi Sepak bola Profesional Indonesia (FKSPI) itu mengancam mogok berkompetisi.
Namun setelahnya adanya pertemuan tertutup antara 18 klub peserta, PT LIB dan PSSI, ke-15 klub tersebut memutuskan untuk membatalkan aksi mogok bertanding seperti itu. Umuh menyampaikan pertemuan tersebut berjalan kondusif. Bahkan, kata Umuh, mereka sudah saling memaafkan.
"Arahan semua juga diakomodasi sama ketua umum. Sebenarnya tidak ada masalah, tadi juga tidak ada yang teriak, tidak ada yang tidak bagus semua sudah saling memaafkan dan saling mengerti," terang Umuh.