Rabu 11 Oct 2017 09:34 WIB

Material Longsorang Gunung Ile Tutup Akses Jalan

Ekskavator menggali material longsoran di jalan (Ilustrasi)
Foto: ANTARA
Ekskavator menggali material longsoran di jalan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Material longsoran Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur berupa bebatuan sebagai akibat guncangan gempa bawah laut yang terus terjadi hingga Rabu, telah menutup sejumlah akses jalan di wilayah itu.

"Selain rumah penduduk yang jadi korban, sejumlah akses jalan di beberapa titik desa seputaran lereng gunung itu juga tertutup timbunan bebatuan," kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday dari Lewoleba ibu kota Kabupaten Lembata, Rabu (11/10).

Dia menyebut, salah satu titik ruas jalan yang tertimbun material longsoran, yaitu berada di lintasan Desa Lamagute menuju Waimatan sejauh dua kilometer jaraknya. Meskipun lintasan ini bukan menjadi satu-satunya akses utama di seputaran lerang itu, namun sudah mengganggu sejumlah aksi pemerintah termasuk melakukan evakuasi penduduk.

Dengan kondisi alamnya yang cukup sulit itu, alat berat yang akan diturunkan untuk menata kembali akses jalan itupun tidak mampu dilakukan. "Bagaimana ke bawah perkampungan dan ke atasnya tebing curam. Memang situasinya sangat sulit," katanya.

Warga yang biasa mengases jalan itu, sudah dimintakan untuk mengambil jalur jalan lain ke lokasi lapangan kecamatan untuk selanjutnya akan diangkut kendaraan dan dievakuasi ke tempat aman. "Sejak semalam sudah kami ingatkan warga untuk segera mencari jalan lain agar kendaraan yang akan menjemput bisa menjangaku selanjutnya dievakuasi," katanya.

Selain jalan di beberapa desa juga terjadi kerusakan rumah penduduk dengan variasi kerusakannya. Setidaknya ada 11 rumah rusak berat dan 29 rumah ruak ringan.

Saat ini ada dua lokasi yang dijadikan tempat pengungsian bagi warga yang dievakuasi sejak Salasa 10 Oktober kemarin. Menurut Thomas, saat ini para warga yang dievakuasi ada sebagian ditempatkan di Kantor Camat Ile Ape dan sebagian ditempatkan di bekas rumah jabatan Bupati Lembata di Lewoleba. "Ada juga sebagiannya dijemput keluarga masing-masing dan tinggal di rumah keluarga yang aman," katanya.

Yang saat ini mendiami lokasi pengungsian di Kantor Camat Ile Api sebanyak 224 orang dan yang berada di bekas Rumah Jabatan Bupati Lembata berjumlah 316 orang.

Bantuan makan dan obat-obatan sebagai tanggap darurat langsung disalurkan kepada semua pengungsi di dua lokasi tersebut, untuk memastikan kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan para warga yang menjadi korban gempa tersebut.

Terhadap stok obat-obatan, menurut Thomas juga tersedia termasuk siaga paramedis dan dokter di lokasi tempat pengungsian. "Kemarin ada beberapa anak yang sakit karena kondisinya lemah dan sudah ditangani tim medis dan dokter di rumah sakit terdekat," katanya.

Status Gunung Ile Lewotolok atau yang lazim disebut warga setempat dengan nama Ile Ape itu masih berada pada level siaga, namun goncangan gempa bawah laut yang sudah berulang kali terjadi itu telah menimbulkan korban.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement