REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat mengirimkan tim terkait kejadian yang menimpa Rachel (11 tahun) asal Kabupaten Bandung Barat yang wajahnya disiram minyak panas oleh nenek tirinya.
"Kami dari P2TP2A Jawa Barat sudah berkoordinasi dengan P2TP2A Kabupaten Bandung terkait kasus anak perempuan yang wajahnya disiram minyak panas karena kejadiannya kan di Kabupaten Bandung Barat," kata Ketua P2TP2A Jawa Barat Netty Heryawan di Bandung, Rabu (11/10).
Tim yang terdiri dari Biro Pelayanan dan Pengembangan Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan tersebut, kata Netty, saat ini sudah melakukan koordinasi terkait penanganan untuk korban pascakejadian tersebut.
"Kami terus berupaya melakukan koordinasi, seperti apa bentuk penanganannya korbannya termasuk penanganan pelakunya. Karena, ini masuk dalam ranah anak dan kekerasan dalam rumah tangga," kata dia.
Menurut dia, tim tersebut akan memberikan pendampingan dari sisi mental atau psikologis untuk Rachel. "Tadi saya ingatkan P2TP2A untuk terus berkoordinasi secara intens, jika memang diperlukan kerja sama dengan kami, misal daerah meminta dikirim psikolog atau korbannya dibantu penanganannya oleh provinsi itu kami akan koordinasikan," kata dia.
Netty menuturkan, dirinya mengetahui langsung informasi tentang peristiwa tersebut dari akun media sosial miliknya. "Jadi ada warganet yang me-mention saya tentang peristiwa tersebut, yakni ada anak disiram minyak panas. Saya langsung screenshot dan kirim ke tim," kata dia.
Sebelumnya Rachel, bocah perempuan berusia 11 tahun asal Kampung Celak, Desa Celak, Kecamatan Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat mengalami luka bakar karena terkena minyak panas. Diduga nenek tirinya sengaja menyiramkan minyak panas itu ke muka gadis tersebut karena enggan melaksanakan tugas yang diberikan oleh sang nenek.