Rabu 11 Oct 2017 13:31 WIB

Komisi VIII Belum Pikirkan Soal Usulan Kementerian Pesantren

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
 Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Noor Ahmad
Foto: Republika/Muhyiddin
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Noor Ahmad

REPUBLIKA.CO. JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Noor Ahmad mengatakan, pihaknya belum memikirkan sama sekali terkait usulan adanya kementerian yang khusus mengurusi pesantren. Menurut dia, pihaknya hanya mengusulkan agar di Kementerian Agama membentuk Direktorat Jenderal Pesantren saja.

"Kalau Kementerian Pesantren belum kita pikirkan sama sekali," ujarnya saat ditanya Republika.co.id usai menghadiri acara peresmian Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) di Kantor Kemenag, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (11/10).

Ia menuturkan, selama ini Komisi VIII DPR sudah mengusulkan agar Direktorat Jenderal Pendidikan Islam di lingkungan Kemenag dipecah menjadi tiga dirjen, yaitu menjadi Dirjen Pendidikan Tinggi Islam, Dirjen Pesantren, dan Dirjen Madrasah.

"Itu yang diusulkan Komisi VIII. Kalau ada Kementerian Pesantren, ya kita kaji dulu. Tapi menurut hemat kami, kalau nanti kedirjenan nanti sudah dipecah dan dispesifikasikan, itu sangat luar biasa," ucapnya.

Sementara, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang membahas grand desain usulan pemecahan direktorat tang berada di bawah Pendidikan Islam tersebut.

"Kalau itu sudah lama. Itu sedang kita lakukan. Kami sejak beberapa waktu lalu sedang menyiapkan grand desain, karena memang kebutuhan di lapangan yang begitu besar," kata Lukman.

Ia mengatakan, sementara ini Dirjen Pendidikan Islam masih membawahi tiga direkrorat, yaitu Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, kedua Direktorat Madrasah, dan ketiga Direktorat Diniyah dan Pesantren.

"Ini yang kemudian tiga ini kita akan kita jadikan direktorat jenderal. Jadi yang tadinya direktorat-direktorat ini akan jadi dirjen-dirjen. Ini yang kita siapkan bagaimana grand desain dari perubahan ini," tuturnya

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement