REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Pemerintah Kota Padang dihadapkan permasalahan klasik saat hukan deras melanda, yakni tumpukan sampah yang terdampar di sepanjang Pantai Padang hingga Muaro. Seperti yang terjadi saat ini, tumpukan sampah masih terlihat di Pantai Muaro yang merupakan hilir Sungai Batang Arau. Hujan deras yang cukup 'awet' mengguyur Sumatra Barat sejak Senin (9/10) lalu membawa sampah yang berada di sungai menuju laut dan mengendap di bibir pantai.
Pengamatan Republika.co.id, hingga Rabu (11/10) siang sisa-sisa sampah masih terlihat di Pantai Muaro. Meski Pemerintah Kota sempat menerjukan tenaga untuk melakukan pembersihan, namun terlihat belum seluruh sampah terangkut. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang El Amin menyebutkan, hingga hari ini pihaknya telah mengangkut 12 ton sampah di Pantai Muaro Lasak dan kawasan Muaro. Sedangkan total sampah yang mengendap di sepanjang pantai Padang diperkirakan mencapai 25 ton.
"Pembersihan terus kami lakukan. Hingga saat ini sudah 12 ton kami angkut, dari 25 ton sampah," jelas Amin, Rabu (11/10).
Amin tidak menampik bahwa persoalan sampah yang selalu mengendap setelah hujan deras dan banjir terjadi merupakan permasalahan klasik Kota Padang. Kejadian ini kerap kali berulang dari tahun ke tahun. Mengantisapasi hal ini, Pemkot Padang mulai memasang jaring-jaring perangkap sampah di setiap jembatan untuk masing-masing kecamatan. Jaring-jaring ini diharapkan mengurangi volume sampah yang terbawa ke laut dan terdampar di pantai.
"Jaring sudah dan sedang dikerjakan pembuatannya. Selesai dibuat langsung pasang," ujar Amin.
Tak hanya itu, Pemkot Padang juga menurunkan tim untuk langsung melakukan pengerukan drainase. Kejadian banjir yang terjadi berkali-kali di sejumlah titik Kota Padang membuktikan bahwa drainse kota tepi laut tersebut belum berfungsi dengan baik. Amin juga mengingatkan warga agar selokan yang ada tidak ditutup dengan penutup semen di atasnya agar mudah dibersihan.
Kota Padang yang langganan banjir juga membuat pemerintah pusat bersuara. Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Anita Firmanti Eko Susetyowati menjelaskan, sebetulnya tak berfungsinya drainase di Kota Padang tak lepas dari 'peran' masyarakat sendiri. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan masyarakat yang masih suka membuang sampah sembarangan termasuk ke sungai atau selokan-selokan perumahan. Anita sendiri berjanji untuk segera melakukan pembenahan drainase di samping meminta Pemerintah Kota Padang untuk menggencarkan sosialisasi tentang kebersihan lingkungan kepada warga.
"Drainase ini kerap hubungannya dengan perilaku. Makan nasi Padang terus dibuang bungkusnya ke sungai. Jadi ini kami selain melakukan perbaikan juga memang perlu ada kampanye dan edukasi kepada warga agar menjaga lingkungan," ujar Anita.