REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel akan mempercepat rencana pembangunan 4.000 rumah di Tepi Barat. Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan permukiman Yahudi di daerah-daerah yang diduduki.
"Pembangunan permukiman Yahudi ini akan mencakup unit-unit di kota Hebron. Sebanyak 3.736 unit rumah akan disetujui pada berbagai tahap dan perencanaan konstruksi," kata seorang pejabat Israel, seperti dilaporkan laman Al Arabiya, Selasa (10/10).
Dia tidak memberikan jangka waktu atau rincian yang tepat. Namun dia mengonfirmasi bahwa rumah-rumah tersebut akan dibangun di Tepi Barat, termasuk di Hebron dan di permukiman Migron dab Beit El dekat Ibu Kota Palestina, Ramallah.
Pejabat Israel tersebut mengungkapkan bahwa tahun ini Israel menargetkan pembangunan sekitar 12 ribu unit rumah. Secara keseluruhan, sekitar 12 ribu unit rumah akan disetujui pada 2017 dalam berbagai tahap perencanaan dan konstruksi. "Jumlah ini empat kali lipat dibandingkan tahun 2016," ujarnya.
Jika permukiman Yahudi Israel disetujui untuk dibangun di Hebron, ini akan menjadi yang pertama kalinya bagi Tepi Barat sejak tahun 2002. Hebron adalah rumah bagi sekitar 200 ribu warga Palestina. Sebanyak 800 pemukim di antaranya tinggal di bawah pengawasan dan pengamanan tentara Israel.
Sekitar 430 ribu pemukim Israel tinggal di antara 2,6 juta penduduk Palestina di Tepi Barat. Pembangunan permukiman Yahudi di kota tersebut telah dinyatakan ilegal menurut hukum internasional. Namun Israel mengabaikan fakta tersebut dan terus mencaplok tanah Palestina untuk proyek pembangunan permukimannya.
Tindakan Israel tersebut telah banyak dikritik oleh dunia internasional. Sebab pembangunan permukiman ilegal dianggap merupakan hambatan terbesar menuju perdamaian atau solusi dua negara antara Palestina dan Israel.