REPUBLIKA.CO.ID, BANJUL -- Presiden Gambia Barrow membuka kembali Masjid Albert Market Beach di Banjul, pada Jumat (6/10) lalu. Masjid ini sempat ditutup oleh mantan Presiden Yahya Jammeh.
Dilansir dari thepoint.gm, Selasa (10/10), langkah tersebut disambut baik oleh muslim Banjul dan komunitas muslim Mauritania di daerah tersebut. Mereka merupakan penduduk asli Banjul yang mengajarkan Alquran serta cabang ilmu Islam lain di daerah tersebut.
Masjid yang tidak diakui negara dan asrama santrinya sempat dihancurkan. Pembukaan kembali masjid ini dipimpin oleh Imam besar dari Banjul Alhagie Cherno Alieu Mass Kah dan diapresiasi oleh diapresiasi oleh Wali Kota Tuhan Banjul Alhagie Abdoulie Bah, Direktur Jenderal SIS Ousman Sowe, Ketua Penatua Banjul, Alhagie Alieu Mboge, Imam Sherriff Badjan, Wakil Presiden Dewan Tertinggi Islam, pejabat tinggi, Vendor Albert Market, cendekiawan Islam dan komunitas Mauritian di Wilayah Banjul Raya.
Mass Kah dalam khutbahnya saat pembukaan masjid mengatakan, peristiwa ini mirip saat pembebasan Kota Makkah oleh Nabi Muhammad SAW. Dia juga memuji Presiden Barrow karena ketabahan dan intervensinya untuk mengembalikan masjid tersebut kepada umat muslim.
Meski sempat merasa di diskriminasi, Imam masjid tersebut mengingatkan umat muslim untuk tetap bersatu dan mengedepankan toleransi terhadap umat lain agar tercipta kehidupan damai di daerah Banjul.