REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Di tengah kemajuan tekonologi dan informasi saat ini, masyarakat Indonesia sangat mudah untuk terprovokasi antargolongan, termasuk golongan umat beragama. Mereka terprovokasi karena maraknya informasi hoax atau fitnah di media sosial.
Karena itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof KH Said Aqil Siroj mengingatkan, agar semua pihak saling bahu-membahu dan mengembangkan sikap saling menghormati. "Era informasi digital ini mudah sekali orang jahat menebar fitnah agar persatuan kita rapuh. Karena itu kuatkan rasa saling menghormati di antara sesama pemeluk agama," ujar Kiai Said dalam keterangan tertulis yang disampaikan Ketua PBNU Sulton Fatoni, Rabu (11/10).
Menurut Kiai Said, setiap anak bangsa harus terus memahami bahwa Indonesia merupakan bangsa yang plural dan Indonesia bisa berdiri hingga saat ini karena adanya komitmen bersama untuk hidup berbangsa dan bernegara.
Kiai Said juga menegaskan, bahwa selama imi semua pemeluk agama telah berkontribusi terhadap kekokohan persatuan umat beragama di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan bentuk negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. "Pancasila hasil rumusan kolektif dan relevan untuk masyarakat beragama, apapun agamanya," kata Kiai Said.