REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta Ubedillah Badrun menuturkan hasil rombakan susunan kepengurusan DPP Partai Golkar dalam rapat pleno DPP pada Rabu (11/10) kemarin, akan memperkuat posisi Setya Novanto di internal Golkar.
"Secara internal posisi Setya Novanto menjadi kuat, karena yang berada di dalam struktur mayoritas adalah orang-orang yang dukung Setya Novanto," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (12/10).
Ubedillah juga menjelaskan, Setnov menginginkan orang-orang yang ada di dalam kepengurusan DPP Golkar merupakan yang loyal terhadap dirinya. Sehingga, orang yang menyampaikan kritik terhadapnya, akan didepak dari kepengurusan DPP.
Karena itu, posisi Setnov sekarang, lanjut Ubedillah, di internal Golkar itu aman karena tidak ada lagi pihak-pihak yang mengganggu karena semuanya loyal kepada dirinya. "Yang oleh Idrus disebut taat azas. Jadi loyalitas yang diinginkan Setya Novanto adalah ketaatan tanpa kritik. Sementara yang dilakukan Yorrys (Raweyai) dan (Ahmad) Doli (Kurnia) itu kan kritik terhadap posis ketua umum dan Golkar untuk membenahi internal Golkar," kata dia.