REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Generasi Muda Partai Golkar (GMPG), Almanzo Bonara menegaskan persoalan hancurnya citra partai Golkar akibat skandal korupsi KTP elektronik, tidak bisa dengan mudah diselesaikan begitu saja melalui proses revitalisasi struktural. Menurutnya, revitalisasi struktural Golkar hanya bisa memperbaiki citra partai bila pergantian dilakukan kepada Ketua Umum Setya Novanto, bukan pada kader Golkarnya.
Sebab, menurut dia, sebagai ketua umum partai Golkar, Setya Novanto memiliki pertalian yang erat dengan kasus hukum KTP elektronik. Apalagi sikap KPK yang akan segera mengeluarkan Sprindik baru terhadap kasus korupsi Novanto.
Tentunya sudah membentuk perspektif publik bahwa partai Golkar adalah partai bermasalah, tidak bersih serta sarat dengan korupsi, hal ini sangat merugikan dan menurunkan elektabilitas partai. "Sehingga bagi kami, yang menjadi urgensitas seharusnya adalah merevitalisasi kepemimpinan baru partai Golkar yang bersih, yaitu dengan pergantian ketua umum partai melalui proses Munas," kata Almanzo, Kamis (12/10).
Revitalisasi kepemimpinan baru adalah kesempatan dan jalan terbaik membenahi kembali Golkar. Sebab, kondisi partai beringin ini terus buruk akibat korupsi. "Dengan revitalisasi pergantian Setya Novanto ini, akan membuat kepercayaan diri bagi kader-kader partai Golkar," ujarnya.
Terutama bagi mereka yang akan berkiprah di pentas politik nasional ataupun lokal jelang kontestasi demokrasi 2018 dan 2019. Tanpa ada beban politik yang menyandera. Namun, sangat disayangkan jika revitalisasi pengurus dengan tujuan hanya untuk mendukung Setya Novanto pada posisi sebagai ketua umum.
Maka, cara ini akan terus mendapat penolakan penuh dari masyarakat luas, dan tentunya membawa Golkar semakin terpuruk.