REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemkab Cianjur membantah informasi kericuhan saat penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Jalur Puncak Ciloto, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Klarifikasi itu disampaikan guna menyikapi beredarnya video di media sosial (medsos) yang memperlihatkan pembakaran puing di tengah Jalan Raya Puncak.
"Kondisi di Jalur Puncak pada hari ini Kamis (12/10) sangat aman," ujar Kepala Bagian Humas Pemkab Cianjur, Pratama Nugraha kepada Republika, Kamis (12/10). Penegasan itu disampaikan Pratama berdasarkan pantauan aparat pemkab di wilayah tersebut.
Menurut Pratama, video di medsos yang beredar Kamis ini terjadi pada Rabu (11/10) sore. Ia mengakui memang kemarin petugas dari Pemkab Cianjur melakukan penertiban PKL di jalur Puncak.
Pratama menerangkan, proses penertiban PKL berjalan lancar karena pedagang sendiri yang membongkarnya. Saat penertiban, sekitar 60 persen lapak atau kios sudah dibongkar para pedagang. Sedangkan petugas hanya membongkar sisanya.
Ia menduga aksi pembakaran itu karena ada provokasi dari oknum pedagang yang kecewa dengan penertiban tersebut. Akibat pembakaran itu arus lalu lintas sempat tersendat, namun lalu lintas kembali normal setengah jam kemudian.
Dijelaskan Pratama, penertiban itu dilakukan Pemkab Cianjur lantaran bangunan PKL menyalahi ketentuan, yakni lokasi kios berada di lahan yang bukan diperuntukan untuk berjualan. Selain itu, penertiban yang merupakan instruksi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) tersebut, dilakukan guna mencegah kerusakan saluran air dan Jalan Raya Puncak yang merupakan jalan nasional.