Jumat 13 Oct 2017 11:06 WIB

Dua Kelompok Manusia yang tak Ditengok Allah di Hari Kiamat

Ustadz Taufiqurrohman SQ (kiri).
Foto: Irwan Kelana/Republika
Ustadz Taufiqurrohman SQ (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Hari kiamat sangat dahsyat. Hal itu digambarkan Allah SWT dalam berbagai ayat di Alquran. Salah satu di antaranya adalah Surat Al-Insyiqaq (surat ke-84), ayat 1-5: Apabila langit terbelah (1), dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh (2), dan apabila bumi diratakan (3), dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong (4), dan  dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya) (5).

Pada saat itu, seperti dikemukakan oleh Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya, tak ada perlindungan kecuali hanya perlindungan Allah. Karena itu, sungguh celaka orang yang tidak mendapatkan perlindungan Allah. “Celakalah orang yang tidak mendapatkan perhatian atau tidak ditengok Allah pada hari kiamat,” kata Ustaz Taufiqurrohman SQ saat mengisi pengajian guru Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/10).

Ia lalu mengutip hadits Rasulullah yang menyebutkan, “Ada dua kelompok manusia yang tidak ditengok oleh Allah pada hari kiamat. Keduanya adalah orang yang memutuskan tali silaturahim dan tetangga yang jahat.”

Taufiqurrohman mengingatkan agar kaum Muslimin selalu menjaga tali silaturahim, baik dengan keluarga, saudara, tetangga, sahabat, teman dan sebagainya. Ia mengutip salah satu hadits Rasulullah tentang keutamaan orang yang bersilaturahim dan bersalaman, “Tidaklah dua orang Islam bertemu dan bersalaman, melainkan Allah gugurkan dosanya sebelum keduanya berpisah.”

Dalam hadits yang lain, Rasulullah mengemukakan, “Semua tidak boleh dicuri, kecuali salam.” Itulah keutamaan mengucapkan salam.

Ia juga mengingatkan kaum Muslimin agar selalu menjaga hubungan baik dengan tetangga. Termasuk ke dalamnya memperhatikan hak-hak tetangga seperti yang juga diajarkan oleh Rasulullah SAW. “Jangan sakiti hati tetangga, walaupun hanya dengan sekadar bau makanan yang sampai ke rumah mereka, namun kita tidak membagi makanan tersebut kepada mereka,” tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement