REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama akan kembali menggelar Halaqah (Sarasehan) Ulama ASEAN. Halaqah tahun ini merupakan yang ketujuh kalinya diselenggarakan oleh Pusat Peneletian dan Pengembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat. Halaqah ini akan diikuti oleh 12 negara yakni 10 negara ASEAN dan dua dari Cina dan Timor Leste.
Kepala Badan Litbang dan Diklat, Abdurrahman Masud mengatakan, halaqah yang akan diselenggarakan tanggal 17-19 Oktober 2017 di Jakarta mendatang ini merupakan tindak lanjut dari halaqah tahun 2016 yang saat itu mengetengahkan tema "Mengembangkan Islam Moderat Melalui Jaringan Pesantren ASEAN".
"Halaqah Ulama ASEAN Tahun 2017 akan diarahkan kepada tiga hal," ujarnya di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Jumat (13/10).
Ketiga hal tersebut yaitu, pertama, pengembangan Islam moderat melalui jaringan pendidikan Islam ASEAN. Kedua, penguatan daya saing lembaga pendidikan Islam di ASEAN. Ketiga, membuat model lembaga pendidikan Islam yang kompetitif, mampu merespon tantangan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Menurut Masud, halaqah tahun ini lebih istimewa karena didahului oleh penelitian tentang pesantren dan lembaga pendidikan yang memiliki kemandirian di bidang ekonomi, baik di Indonesia maupun dinegara-negara ASEAN.
"Ternyata beberapa pesantren di Indonesia mampu mandiri dalam membiayai ekonomi dan mendorong jiwa wiraswasta kepada para santrinya," ucapnya.