Jumat 13 Oct 2017 19:28 WIB

Ketimpangan Sebabkan Perbedaan Tingkat Kelulusan CPNS

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolanda
Peserta melaksanakan tes melalui Computer Assisted Test (CAT) calon pegawai negeri sipil (CPNS) kementerian Hukum dan HAM di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (11/9).
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Peserta melaksanakan tes melalui Computer Assisted Test (CAT) calon pegawai negeri sipil (CPNS) kementerian Hukum dan HAM di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah pusat mengakui masih ada gap (rentang) yang cukup tinggi antara tingkat kelulusan tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di satu daerah dengan daerah lainnya. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Asman Abnur menilai, kondisi ini mencerminkan akses pendidikan yang belum merata untuk setiap daerah di Indonesia.

Tingginya rentang perbedaan tingkat kelulusan bisa dilihat dari hasil Tes Kompetensi Dasar (TKD) yang diselenggarakan untuk dua institusi, yakni Kementerian Hukum dan HAM serta Mahkamah Agung. Asman menyebutkan, sekitar 17 ribu formasi untuk kedua institusi tersebut diperebutkan oleh 1,3 juta pendaftar. Tak hanya itu, 60 Kementerian/Lembaga juga membuka kesempatan untuk sekitar 17 ribu formasi dan bakal diperebutkan oleh 1,2 juta pelamar. Hingga pekan ini sudah dilakukan seleksi terhadap sekitar 30 ribu pendaftar.

Hasil TKD sementara, ada perbedaan tingkat kelulusan yang cukup mencolok antara penerimaan di Pulau Jawa dan Luar Jawa. Asman menyebutkan, Yogyakarta menjadi salah satu daerah dengan tingkat kelulusan tertinggi, yakni 24 persen angka lulus TKD dari seluruh pendaftar. Sementara itu, daerah lain seperti Sumatra Barat memiliki tingkat kelulusan 4-6 persen, Aceh tiga persen, dan Papua satu persen dari total peserta seleksi. Angka tingkat kelulusan ini diperoleh dari 14 kantor wilayah (Kanwil) Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang menyelenggarakan seleksi.

"Tingkat kelulusan masing-masing wilayah ternyata sangat berbeda. Gap terlalu tinggi. Artinya apa? Gap mutu pendidikan kita per wilayah ini sangat berbeda sekali," ujar Asman saat memberikan paparan di Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Barat, Jumat (13/10).