REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Tutupnya Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari membuat sedih para komunitas musik di Solo. Sudah 32 tahun, tempat itu memfasilitasi komunitas-komunitas beragam genre musik untuk unjuk kebolehan. Selain menyalurkan hobi dan bakat bermusik, penampilan grup-grup band lokal itu pun sekaligus menjadi hiburan tersendiri bagi warga Solo.
Tiap akhir pekan misalnya, banyak warga Solo antusias mendengarkan lagu-lagu nostalgia seperti Koes Plus. Salah satu pemusik di Solo, Iham Tomy Pradana (27 tahun) pernah merasakan meriahnya panggung musik di THR Sriwedari. Kala itu, dia bersama grup bandnya kerap manggung di THR dengan membawakan lagu-lagu metal.
Bakatnya memainkan guitar pun makin terasah tajam karena sering bertemu dan berbagi ilmu dengan gitaris-gitaris dari band lainnya saat berkumpul di THR Sriwedari. "Dulu saya manggung di THR, sekarang fokus usaha saja. Palingan datang dengerin yang tampil," katanya saat ditemui Republika.co.id Jumat (13/10) sore.
Tomy pun menyayangkan keputusan manajemen THR Sriwedari menutup tempat hiburan legendaris itu. Menurutnya, banyak komunitas-komunitas musik akan merasa kehilangan tempat untuk menyalurkan minat dan bakat bermain musik. "Di Solo ini, tempat untuk bisa manggung komunitas-komunitas itu tidak ada, setelah ini tutup mungkin banyak komunitas larinya ke cafe-cafe," katanya.
THR Sriwedari memang tak sekadar menyuguhkan wahana-wahana permainan bagi pengunjungnya. Setiap malam, pengunjung juga bisa menyaksikan penampilan band-band lokal dengan kualitas musik yang tak kalah baik dari band-band papan atas.
Di taman hiburan ini, sejumlah penyanyi kondang semisal Via Valen dan Inul Daratista memulai kariernya.
Banyaknya komunitas yang aktif manggung di THR juga menarik hati grup band semisal God Bless dan Koes Plus untuk merasakan suasana panggung dan keakraban komunitas-komunitas musik THR Sriwedari.
Diketahui, Pemerintah Kota Solo berencana membangun Masjid Raya dan ruang terbuka hijau di lokasi yang saat ini ditempati THR Sriwedari. Pemkot Solo pun tak memberi izin manajemen THR memperpanjang sewa lahan di lokasi itu. Meski begitu, Pemkot Solo menawarkan pada manajemen THR pindah lokasi ke lahan kosong di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).
Namun, manajemen THR Sriwedari merasa keberatan dengan sejumlah ketentuan yang ditetapkan. Antara lain, terkait durasi sewa lahan yang hanya empat tahun. Selain itu, manajemen THR Sriwedari juga keberatan dengan tingginya pajak dan nilai sewa lahan yang ditetapkan. Di samping itu, manajemen THR Sriwedari pun pesimis pengunjung THR di lokasi baru akan seramai di Sriwedari. Karena alasan historis, Manajemen THR Sriwedari pun tak berniat untuk mencari lokasi di luar Solo.