REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura II menandatangani kesepakatan bersama PT Whitesky Aviation untuk pelaksanaan percepatan rencana kerja sama pengusahaan heliport di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). CEO PT Whitesky Aviation Denon Prawiraatmadja mengungkapkan kesepakatan tersebut untuk melaksanakan kerja sama yang saling menguntungkan.
Setelah menandatangani kerja sama tersebut, Denon memastikan kedua belah pihak selanjutnya harus melakukan tanggung jawabnya. "Tanggung jawab itu meliputi penyusunan rencana bisnis dalam bentuk studi kelayakan yang menyeluruh baik dari aspek finansial, teknis, komersial, hukum maupun aspek lainnya," kata Denon, Jumat (13/10).
Aspek tersebut juga terkait hingga mengkoordinasikan terkait proses perencanaan, perizinan, dan pelaksanaan pengusahaan heliport di bandara. Tentunya, lanjut Denon, dengan instansi terkait sehubungan dengan rencana kerja sama itu.
Bandara khusus helikopter tersebut akan menempati lahan sekitar 2,8 hektare dan terletak di jalan Parimeter Selatan, Neglasari atau masih di sekitar area bandara Soetta. Pembangunan heliport tersebut menjadi salah satu pembangunan moda transportasi perkotaan terutama moda transportasi pendukung dari dan menuju Bandara Soetta.
"Sebagai operator dari layanan helikopter retail, kami berkomitmen untuk menjadikan helikopter sebagai bagian dari pengembangan moda transportasi perkotaan di Indonesia," tutur Denon.
Penandatanganan MoU Whitesky dan AP II merupakan realisasi dari joint commitment yang sebelumnya ditandatangani Denon dengan Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin pada Juni lalu. Ketika itu, secara simbolik Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaksanakan prosesi peletakan batu pertama di kawasan Neglasari, Cengkareng.
Setelah penandatanganan tersebut, Angkasa Pura II dan Whitesky sepakat menindaklanjuti dalam bentuk perjanjian kerja sama. "Heliport ini akan menjadi terminal utama dari Helicity yang akan melayani penumpang airline di Soekarno-Hatta yang akan ke Jakarta maupun kota-kota sekitarnya ataupun sebaliknya, dengan helikopter," tutur Denon.
Selain itu, heliport tersebut juga akan digunakan untuk evakuasi medis. Tentunya, bisa digunakan untuk evakuasi medis dari luar kota menuju rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya, ataupun ke luar negeri dengan menggunakan maskapai udara.
Whitesky menargetkan pembangunannya akan rampung pada 2018 dan akan langsung beroperasi. "Di masa mendatang operasional heliport ini akan beriringan dengan keberadaan kereta bandara, skytrain, dan moda transportasi bandara lainnya," ujar Denon.
Heliport yang akan dibangun tersebut akan menjadi yang pertama di Indonesia dengan fasilitas yang lengkap untuk airport helikopter. Fasilitas yang akan dibangun di antaranya adalah sejumlah helipad, shooting point, hanggar khusus helikopter, kawasan kantor, fasilitas beserta personil untuk evakuasi medis dan lain sebagainya.