Sabtu 14 Oct 2017 10:42 WIB

Sleman Lakukan Panen Perdana Lele Sistem Bioflok

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Lele
Lele

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman baru saja melakukan panen perdana lele sistem bioflok. Panen dilakukan di Komplek Pondok Pesantren Muhammmadiyah Boarding School (MBS) Prambanan, Jumat (13/10). Panen perdana dihadiri Bupati Sleman Sri Purnomo, Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan Rifky Effendy Hardijanto, serta Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto. Ada pula DPD DIY Afnan Hadikusumo.

Sistem bioflok merupakan sebuah sistem budidaya ikan lele melalui proses penumbuhan dan pengembangan mikro-organisme. Dengan kata lain, budidaya menggunakan sistem bioflok ini menambahkan organisme hidup (probiotik) yang berperan tidak hanya sebagai pakan tambahan alami bagi ikan tetapi juga menjaga kualitas air sehingga ikan lebih sehat.

Dalam sambutannya, Bupati Sleman Sri Puromo berharap, pondok-pondok pesantren yang ada di Kabupaten Sleman diberikan bantuan bibit ikan lele. Sekaligus, diberikan bantuan yang sifatnya tadi akan berputar dan bergulir.

"Dan akan dikembangkan yang akhirnya dapat menyejahterakan Pondok Pesantren yang ada di Kabupaten Sleman," kata Sri, Jum'at (13/10).

Kegiatan ini sendiri mendapat dukungan dari Kepatihan DI Yogyakarta. Melalui sambutan tertulis, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam IX mengatakan, produksi perikanan budidaya masih diandalkan dan harus dikembangkan. Hal itu, lanjut Paku Alam, harus dilakukan untuk meningkatkan produksi dalam upaya menyediakan ikan konsumsi, mengingat potensinya yang sangat besar. Tekait lahan di DIY, ia mengingatkan perlunya inovasi teknologi.

"Oleh karena itu, bantuan sarana produksi perikanan budidaya secara intensif seperti sistem bioflok, akan sangat tepat dan akan membantu kepada kelompok pembudidaya ikan dalam menekan biaya," ujar Paku Alam.

Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rifky Effendi Hardijanto, sempat menuturkan sejumlah kelebihan inovasi teknologi lele bioflok dibanging sistem konvensional. Salah satunya adalah produktivitas yang lebih tinggi. Selain itu, sistem bioflok ramah lingkungan, penggunaan lahan dan sumber daya air yang lebih dari 80 persen, dan memiliki nilai tambah keuntungan ganda. Ia menilai, semua itu dilakukan demi mengantisipasi terbatasnya lahan.

"Di sinilah inovasi dibutuhkan, makanya kita buat yang namanya sistem bioflok," kata Rifky.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement