REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Raja Yordania Abdullah II menyambut kesepakatan rekonsiliasi yang telah tercapai antara Fatah dan Hamas di Kairo, Mesir, pada Kamis (12/10). Ia pun menghubungi Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas untuk mengucapkan selamat.
"Raja (Abdullah II) menyampaikan ucapan selamatnya melalui telepon antara kedua pemimpin tersebut," kata Pengadilan Tinggi Yordania dalam sebuah pernyataan pada Jumat (13/10), seperti dilaporkan laman Anadolu Agency.
Abbas pun mengungkapkan hal serupa kepada Raja Abdullah II. "Selama percakapan telepon mereka, Abbas mengutarakan penghargaannya atas dukungan Yordania untuk rakyat Palestina," kata Pengadilan Tinggi Yordania menambahkan.
Pada Kamis pekan ini, Hamas dan Fatah menandatangani kesepakatan rekonsiliasi penting di Kairo. Penandatanganan kesepakatan ini bertujuan untuk mengakhiri sepuluh tahun perpecahan politik antara kedua faksi Palestina tersebut.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan rekonsiliasi, pemerintah persatuan Palestina yang berbasis di Ramallah akan memikul tanggung jawab politik dan administratif untuk Jalur Gaza selambat-lambatnya 1 Desember.
Hamas memang menjadi penguasa de facto di Jalur Gaza sejak 2007. Mereka menguasai Gaza setelah berhasil mengalahkan Partai Fatah pimpinan Mahmoud Abbas yang telah lama dominan dalam pemilihan parlemen pada 2006.
Namun Fatah enggan mengakui hasil pemilihan tersebut. Hal ini yang memaksa Hamas mendepak Fatah dari Gaza melalui konfrontasi cukup sengit. Setelah itu, hubungan kedua kubu tak pernah harmonis. Beberapa upaya rekonsiliasi sempat dilakukan, namun semuanya berujung kegagalan. Salah satu penyebabnya adalah Hamas kerap mengajukan prasyarat rekonsiliasi, namun hal itu selalu ditolak Fatah.
Terkait rekonsiliasi terbaru, hal ini dapat tercapai karena Hamas telah menyatakan kesediaan untuk berdamai dengan Fatah, tanpa mengajukan syarat apa pun. Hal ini dibuktikan Hamas dengan membubarkan komite administratif yang sejak 2007 mengontrol pemerintahan di Gaza.