REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta kepolisian untuk menindaklanjuti kasus pemukulan pemuda berinisial BP dengan perwira TNI Angkatan Laut di Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (13/10). Sahroni mengatakan, dibutuhkan ketegasan dari aparat penegak hukum untuk melakukan penindakan dan pengusutan. Sehingga diharapkan kejadian yang sama ke depannya tidak terulang kembali.
"Jangan anggap remeh kasus ini. Kepada Polres Jakarta Timur, teruskan kasus yang menjadi viral tersebut biar menjadi pelajaran bagi yang lainnya," katanya di Jakarta, Sabtu (14/10).
Menurut Sahroni, pelaku perkelahian jalanan tentunya harus menerima risiko yang telah dilakukannya. Karena itu, Polres Metro Jakarta Timur harus menindaklanjuti laporan itu. Dia mengingatkan, masyarakat sebaiknya juga dapat lebih menghargai institusi TNI sebagai garda terdepan penjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bukan malah mengajak berkelahi ketika diingatkan ketika membuang sambah di jalan.
Kasus perkelahian berawal saat BP yang mengendarai mobil Mazda merah dengan nomor polisi B 1599 PVH membuang sampah sembarangan melalui jendela, hingga mengenai istri Lettu Satrio Fitriandri yang mengendarai sepeda motor. Lettu Satrio lantas menegur pengemudi mobil tersebut dan memintanya berbicara di pinggir jalan. Tidak terima atas teguran itu, pengemudi mobil itu beradu mulut dan mendorong Satrio hingga terjadi baku pukul.
Dalam kasus itu, pengemudi mobil yang diketahui berinisial BP telah mengutarakan permohonan maaf kepada Lettu Satrio. Namun, Lettu Satrio sudah membuat laporan ke Polsek Pulogadung dan sempat menjalani visum. Video keduanya berkelahi di jalan dengan pengemudi mobil sempat viral di media sosial.