REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Tasikmalaya October Festival 2017 akan dimeriahkan dengan karnaval pada Ahad (15/10) esok pagi. Satu hari sebelum gelaran, founder yang juga Presiden Jember Fashion Carnaval (JFC) Dynan Fariz berbagi tips dan pelatihan kepada peserta.
"Sebesar atau sekecil apapun sebuah karnaval harus dilakukan secara profesional," ujar Dynan Fariz, Sabtu (14/10).
Ia mengatakan, peserta karnaval saat mengenakan dan membawakan kostum menguasai benar tentang tema atau kostum yang dipakai. Jangan sampai, ia mengatakan, tema kostum yang dipakai tidak sesuai dengan cara pembawaan sang model.
"Misalnya mereka sedang pakai kostum yang inspirasinya tradisional Jawa atau Kalimantan. Mereka harus paham pembawaannya seperti apa. Pergerakan itu harus mereka kuasai," jelas Dynan.
Di sini komunikasi antara desainer baju dan model harus terjalin dengan baik. Desainer harus dapat mengkomunikasikan konsep yang ia hadirkan pada sang model dengan baik.
"Desainer harus menceritakan setiap detailnya. Sehingga karakternya akan terlihat dengan baik," ujarnya.
Lebih lanjut Dynan mengatakan, model juga harus memahami jalur catwalk yang akan dilalui. Sehingga dengan begitu ia akan paham bagaimana harus menyapa penonton ataupun tamu-tamu VIP.
"Cara menyapa penonton, melambaikan tangan ke penonton, kapan waktu yang tepat dan arahnya ke mana. Semua itu harus dikuasai dengan pemahaman catwalk,", ujarnya.
Sebab jika tidak, secara kasat mata akan sangat mudah terlihat siap atau tidaknya seorang model membawakan kostum saat karnaval.
"Baik itu yang tertangkap secara mata ataupun visual kamera. Karena para model ini bukan sedang menyuguhkan kostum di dalam mall atau plaza, tapi sebuah karnaval yang memliki banyak elemen didalamnya sebagai sebuah suguhan seni dan budaya," ujarnya.
Serta yang tidak ketinggalan adalah kesiapan fisik dan mental. Sebab tidak jarang sebuah kostum dalam sebuah karnaval memilili bobot yang tidak ringan.
"Intinya kesiapan fisik dan mental ini menunut para mod untuk siap terhadap sesuatu yang akan terjadi di sepanjang acara. Mengingat karnaval lebih banyak digelar secara outdoor," kata Dynan.
Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya, Kementerian Pariwisata, Wawan Gunawan mengatakan, sengaja menghadirkan Dynan Fariz untuk dapat memberikan pemahaman tentang penyelenggaraan satu event, khususnya karnaval. Menurutnya Kementerian Pariwisata terus mensosialisasikan pentingnya menggunakan standar global dalam sebuah penyelenggaraan event.
"Hal tersebut agar event di daerah dapat menjadi potensi wisata yang kuat dan dapat menarik kedatangan wisatawan," ujar Wawan Gunawan dalam pernyataanya, Sabtu (14/10).
Lebih lanjut ia mengatakan, Tasikmalaya adalah kota kreatif. Industri kreatif di kota ini tumbuh pesat. Untuk itu kedepan Kementerian Pariwisata akan terus mendukung, baik dalam memberikan pelatihan dan juga promosi.