Sabtu 14 Oct 2017 23:51 WIB

Bangsa Viking dan Catatan Ibnu Fadhlan yang Menghilang

Rep: Retno Wulandari/ Red: Agung Sasongko
Batu kristal milik Bangsa Viking.
Foto: IST
Batu kristal milik Bangsa Viking.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam catatan perjalanannya, Ibnu Fadhlan juga menjelaskan secara perinci tentang prosesi pemakaman salah satu kepala suku bangsa Rus. Ia menggambarkan pemakaman tersebut dilakukan secara tidak manusiawi dengan melibatkan pengorbanan manusia. Seorang budak perempuan akan dibunuh dan ikut dikremasi apabila tuannya telah meninggal dunia.

Deskripsi tentang sosok bangsa Viking yang sempurna, namun juga bangsa paling jorok, merupakan salah satu bagian paling penting dalam catatan Ibnu Fadhlan.

Hal penting lain yang dicatat oleh Ibnu Fadhlan adalah tentang keberadaan Gog dan Magog (Ya'juj dan Ma'juj) yang menurut cerita bangsa Viking sebagai makhluk menjijikkan dan dikait-kaitkan dengan akhir zaman.

Sepanjang abad pertengahan, Ibnu Fadhlan menjelaskan, bangsa Viking meyakini bahwa makhluk Gog dan Magog ini berada di suatu tempat di Asia Tengah. Namun, menurut Ibnu Fadhlan, keyakinan itu hanya berdasarkan legenda rakyat dari mulut ke mulut.

Ketika pulang ke Baghdad, Ibnu Fahdlan mengumpulkan seluruh catatan perjalanannya ke Eropa Utara itu untuk selanjutnya dilaporkan kepada Khalifah al-Muqtadir. Sayangnya, kini beberapa bagian penting dari catatannya telah hilang. Kendati demikian, sisa catatan yang masih tersimpan tetap dijadikan referensi penting bagi para sejarawan.

Belakangan, laporan perjalanan tersebut dipindahkan ke dalam kamus geografi berjudul Atil, Bashgird, Bulghar, Khazar, Khawarizm, Rus. Kamus ini diterbitkan pada 1823 oleh akademisi Rusia bernama CM Frahn yang juga menerjemahkan catatan Ibnu Fadhlan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Jerman.

Pada 1923, akademisi Turki, Zeki Validi Togan, juga menemukan manuskrip catatan Ibnu Fadhlan di perpustakaan Kota Masshad, Iran. Namun, manuskrip yang paling lengkap adalah manuskrip dari abad ke-13 yang terdiri dari 420 halaman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement