Ahad 15 Oct 2017 09:12 WIB

Saudi Aramco Cari Celah Jual Saham di Bursa Inggris dan Cina

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Logo perusahaan minyak Saudi Aramco.
Foto: ngoilgasmena.com
Logo perusahaan minyak Saudi Aramco.

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Chief Executive Financial Conduct Authority Andrew Bailey bertemu dengan Saudi Aramco untuk membahas mengenai adanya potensial listing bursa di London Stock Exchange sebesar 1,5 triliun poundsterling. Sebelumnya, regulator dikritik karena mengusulkan perubahan peraturan pencatatan untuk mengakomodasi perusahaan milik negara. Sementara anggota parlemen memperingatkan tentang kelonggaran peraturan dan campur tangan politik dalam kesepakatan tersebut.

"Percakapan dengan Saudi Aramco dan penasihat mereka sehubungan dengan ketertarikan mereka terhadap kemungkinan listing (saham) di Inggris," ujar Bailey dilansir BBC News, Ahad (15/10).

Saudi Aramco berencana mendaftarkan 5 persen sahamnya di London. Namun, peraturan Inggris menyatakan perusahaan harus mendaftarkan lebih dari 25 persen sahamnya untuk mempengaruhi adanya pemegang saham tunggal. Namun, proposal yang diajukan oleh Financial Conduct Authority dapat memungkinkan pengecualian bagi Saudi Aramco.

"Kami tidak berpikir perlindungan bagi investor akan melemah, sebelumnya kami telah mengumumkan secara terbuka bahwa kami akan mengizinkan persentase yang lebih rendah dari 25 persen, di mana nilai dan distribusinya sedemikian rupa sehingga pasar bisa likuid," kata Bailey.

Sementara itu, Ketua Komite Treasury Nicky Morgan mengatakan, peraturan tersebut mengandung keterlibatan politik. Menurutnya reputasi Inggris untuk menegakkan tata kelola perusahaan yang kuat tetap harus dijalankan.

Selain Inggris, Saudi Aramco juga sedang mempertimbangkan untuk melantai di bursa Cina. Penempatan saham raksasa minyak asal Arab Saudi tersebut sedang dievaluasi sebagai bagian dari rencana perusahaan untuk melakukan penawaran publik secara internasional pada 2018 mendatang.

"Berbagai pilihan untuk daftar penawaran publik Saudi Aramco masih terus ditinjau, sampai saat ini belum ada keputusan yang diambil," ujar seorang juru bicara Saudi Aramco seperti dilansir Reuters.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement