REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Proses evakuasi setelah enam hari kebakaran hutan yang menghancurkan wilayah pedesaan dan ribuan rumah di Kalifornia, sejak Selasa (10/10) lalu, masih dilakukan. Korban yang tewas terus meningkat akibat kobaran api yang terus berlanjut. Sampai saat ini, dikabarkan 40 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya masih belum ditemukan.
Lebih dari 10 ribu pemadam kebakaran berjuang memadamkan 16 titik kebakaran yang masih tersisa. Kecepatan angin yang mencapai 70 km per jam, membuat api semakin cepat menyebar yang memaksa lebih banyak penduduk untuk mengungsi.
Salah satu daerah yang terkena dampak paling parah adalah Kota Santa Rosa di wilayah Sonoma, dimana 3 ribu penduduk dievakuasi, Sabtu (14/10), waktu setempat.
Gubernur California Jerry Brown mengatakan, peristiwa ini merupakan salah satu tragedi terbesar yang pernah dihadapi negara tersebut, katanya seperti yang dilansir dari BBC, Ahad (15/10). Ia juga mengatakan, kerusakan yang terjadi akibat kebakaran tersebut sangat sulit dipercaya. "Ini adalah horor yang seorangpun tidak bisa bayangkan," katanya.
Peristiwa tersebut merupakan wabah api yang paling mematikan, yang menyebabkan seluruh wilayah yang terbakar berubah menjadi abu dan membuat 100 ribu penduduk memilih untuk mengungsi.
Besarnya kobaran api menimbulkan asap dan abu pekat di sekitar lokasi. Asap tersebut juga sampai di wilayah San Fransisco sekitar 50 km jauhnya dari lokasi kejadian dan menyelimuti kota lain di daerah selatan California.