REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Madura United (MU) semakin menjauh dari tangga juara usai ditahan imbang Borneo FC 1-1 di Stadion Gelora Ratu Pamellingan, Jumat (13/10) lalu. Akibat hasil seri itu Manajer MU, Haruna Sumitro, mengecam kepemimpinan wasit asal Iran, Hasan Akrami. Bahkan Haruna menganggap wasit Hasan telah memberikan contoh tidak baik.
Sebenarnya, Haruna mengaku, sudah lama menahan diri untuk tidak berbicara kepemimpinan wasit, siapa pun. Namun kepemimpinan wasit pada laga MU menjamu Borneo dianggap memalukan. Sebab sejak awal pihaknya mendukung wasit asing. Namun menurutnya, sebaran dan proporsi wasit asing tidak seimbang.
"Sehingga rasanya wasit asing hanya petugas membawa pesanan the invisible hand atau tangan siluman. Tangan-tangan yang menggerakkan wasit ini siapa, tentunya menjadi tugas semua, media, federasi untuk melakukan ini pengusutan," kecam Haruna, seperti dikutip dari laman resmi klub, Ahad (15/10).
Sementara itu, pelatih Gomes de Oliviera enggan memberikan komentar mengenai kepemimpinan wasit. Gomes hanya menyayangkan anak asuhnya tidak bisa memaksimalkan peluang yang mereka peroleh. Namun, dia juga tidak menampik ada keputusan wasit yang merugikan, tapi ada komisi wasit yang mengevaluasi. Saya hanya fokus ke tim saya, agar bermain maksimal di sisa laga, ujar Gomes.
Gomes sendiri menilai laga tersebut sangat panas, dan anak asuhnya sudah berjuang keras. Meski cuma bermain dengan sepuluh pemain tetap menekan lawan, mencari gol dalam 90 menit. Hanya saja, kata Gomes, tidak dapat gol kemenangan. "Pemain sudah berjuang keras tidak mengecewakan ribuan suporter Madura meskipun hasilnya tidak maksimal," tutupnya.