Ahad 15 Oct 2017 16:54 WIB

Serangan Bom di Pusat Kota Somalia Tewaskan 85 Orang

Rep: Marniati/ Red: Agus Yulianto
Warga sipil mengevakuasi seorang pria yang terluka akibat pengeboman di Mogadishu, Somalia (Ilustrasi)
Foto: Feisal Omar/Reuters
Warga sipil mengevakuasi seorang pria yang terluka akibat pengeboman di Mogadishu, Somalia (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, MOGADISHU -- Jumlah korban tewas akibat dua serangan bom di jantung ibukota Somalia Mogadishu telah meningkat menjadi 85. Hal ini menjadikannya salah satu serangan paling mematikan di negara tersebut sejak gerilyawan Islam melancarkan pemberontakan pada tahun 2007.

Polisi mengatakan, sebuah bom truk meledak pada hari Sabtu di luar sebuah hotel di persimpangan K5 yang dilapisi dengan kantor pemerintah, restoran dan kios. Akibatnya, bangunan hancur dan kendaraan terbakar. Dua jam kemudian, sebuah ledakan melanda distrik Madinah. Sebanyak 250 orang lainnya cedera dalam ledakan tersebut.

Dilansir dari Aljazirah, Ahad (15/10), Presiden Mohamed Abdullahi Mohamed Farmaajo mengumumkan tiga hari masa berkabung nasional yang dimulai pada hari Ahad. "Kami akan menjalani tiga hari berkabung untuk korban yang tidak bersalah, bendera akan dikibarkan setengah tiang. Waktunya bersatu dan berdoa bersama. Teror tidak akan menang, " kata Presiden Mohamed dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun Twitter resmi kepresidenan pada hari Ahad.

Presiden juga meminta warga lainnya untuk membantu korban yang terkena dampak serangan tersebut. "Saya memanggil warga kita untuk keluar, memberikan bantuan, menyumbangkan darah dan menghibur orang yang berduka. Mari kita selesaikan ini bersama, "kata Mohamed.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, layanan darurat diberlakukan. Tim mencoba menyelamatkan orang-orang yang terjebak di bangunan yang hancur.

 
Wali kota meminta penduduk untuk mendonorkan darah mereka karena rumah sakit kehabisan stok. "Saya memanggil orang-orang Somalia untuk mengunjungi rumah sakit kota dan menyumbangkan darah. Tolong, datang untuk menyelamatkan saudara-saudaramu," kataThabit Abdi Mohammed kepada wartawan setelah menyumbangkan darah di rumah sakit setempat.

Ledakan truk itu terjadi 48 jam setelah tanduk menteri pertahanan negara Afrika dan panglima militer mengundurkan diri dari jabatan mereka tanpa penjelasan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement