IHRAM.CO.ID, MOGADISHU -- Jumlah korban tewas akibat dua serangan bom di jantung ibukota Somalia Mogadishu telah meningkat menjadi 85. Hal ini menjadikannya salah satu serangan paling mematikan di negara tersebut sejak gerilyawan Islam melancarkan pemberontakan pada tahun 2007.
Dilansir dari Aljazirah, Ahad (15/10), Presiden Mohamed Abdullahi Mohamed Farmaajo mengumumkan tiga hari masa berkabung nasional yang dimulai pada hari Ahad. "Kami akan menjalani tiga hari berkabung untuk korban yang tidak bersalah, bendera akan dikibarkan setengah tiang. Waktunya bersatu dan berdoa bersama. Teror tidak akan menang, " kata Presiden Mohamed dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun Twitter resmi kepresidenan pada hari Ahad.
Presiden juga meminta warga lainnya untuk membantu korban yang terkena dampak serangan tersebut. "Saya memanggil warga kita untuk keluar, memberikan bantuan, menyumbangkan darah dan menghibur orang yang berduka. Mari kita selesaikan ini bersama, "kata Mohamed.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, layanan darurat diberlakukan. Tim mencoba menyelamatkan orang-orang yang terjebak di bangunan yang hancur.
Ledakan truk itu terjadi 48 jam setelah tanduk menteri pertahanan negara Afrika dan panglima militer mengundurkan diri dari jabatan mereka tanpa penjelasan.