Ahad 15 Oct 2017 20:52 WIB

Ribuan WNI di Taiwan Hadiri Istighatsah dan Tabligh Akbar

Rep: Marniati/ Red: Agus Yulianto
Asrorun Niam
Foto: dok. Kemenag.go.id
Asrorun Niam

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Ribuan Warga Negara Indonesia (WNI) yang mayoritas buruh migran di Taiwan menyelenggarakan istighatsah dan tabligh akbar di pusat Kota Taiwan, Taipei Main Station, Ahad (15/10). Kegiatan ini dalam rangka mengukuhkan tali silaturahim dan persaudaraan di antara mereka.

Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum MUI yang juga Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin dan Sekretaris Komisi Fatwa MUI yang juga Katib Syuriyah PBNU Asrorun Niam Sholeh.
 
Asrorun Niam Sholeh, dalam sambutannya menegaskan, pentingnya mengimplementasi semangat persaudaraan yg dikembangan oleh Islam, ukhuwwah Islamiyyah, ukhuwwah wathaniyyah, dan ukhuwwah basyariyah.
 
"Ribuan orang berkumpul di sini, bisa jadi sebelumnya tidak saling kenal. Tapi ikatan keislaman bisa menyatukan kita. Ini harus dipupuk," ujar Asrorun dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (15/10).
 
Menurut Asrorun, kehadiran ketua komunitas Muslim taiwan yang juga warga asli Taiwan tiada lain sebagai wujud ukhuwwah Islamiyyah. Indonesia bekerja dengan perusahaan Taiwan secara sinergis, ini tiada lain karena ajaran Ukhuwwah basyariyah. Karenanya, perbesar titik persamaan untuk membangun persaudaraan dan tidak terus mencari dan membesarkan perbedaan yang tidak perlu.
 
Ketua Umum MUI yang juga Rais Aam PBNU, dalam mauizhah hasanah-nya atau ceramahnya juga menekankan soal pentingnya beristiqamah dalam beragama, di manapun berada. "Beragama itu harus melalui guru. Islam sudah memberikan panduan keagamaan yang perlu dipegangi. Belajar agama jangan hanya melalui internet. Bisa bahaya. Di sinilah pentingnya berjamaah dan berjam'iyyah. Belajar agama itu dari ulama," katanya.
 
Lebih lanjut Kiai Makruf menegaskan, pada hari kiamat nanti, orang-orang akan dibangkitkan dan digiring secara berkelompok. Kelompok orang beriman dan kelompok orang kafir. Di sinilah pentingnya berjamaah dalam beragama.
 
Menurut dia, salah satu manhaj beragama yang harus dipedomani adalah tawassut dan tawazun. Prinsip agama yang dipegang umat Islam adalah moderat. Tidak kaku dan bersifat tekstualis, serba haram dan kafir. Atau sebaliknya, tidak liberal dan menafsirkan agama hanya dengan akal, yang kemudian melahirkan ajaran yang permisif, serba boleh, sehingga membongkar norma agama.
 
"NU punya manhaj yang jelas. Jadi kalau NU tidak mungkin jadi teroris. Demikian sebaliknya, NU tidak mgkin jadi liberal. Kalau orang liberal ngaku NU, itu ngaku-ngaku tapi tdak ikut manhaj NU", tegasnya.
 
Acara juga dihadiri oleh Wakil Kepala Dagang dan Ekonomi Indonesia Siswadi, Sinchung Halal for Taiwan, dan juga ketua Taiwan Muslim Association Mr. Yasin. Acara ini didukung oleh Sinchung Halal for Taiwan, lembaga seftfkasi halal yang menjadi mitra MUI dalam sertifikasi halal di Taiwan.
 
 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement