REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Menteri Luar Negeri Austria Sebastian Kurz mengumumkan kemenangannya pada Ahad (15/10) usai People's Party yang mendukungnya memenangkan perolehan suara dalam pemilihan parlemen. Kemenangan ini membuka peluang bagi Kurz untuk menjadi pemimpin Eropa termuda.
Kurz (31 tahun) mengklaim kemenangannya merupakan hasil akhir pemilihan sebagaimana yang diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri Austria. Dilansir dari USA Today, Senin (16/10), People's Party tercatat unggul dalam sejumlah penghitungan suara.
People's Party tercatat memperoleh 31,4 persen suara, menurut Menteri Dalam Negeri Wolfgang Sobotka. Perolehan ini naik sebesar tujuh persen dibandingkan hasil pemilihan pada 2013.
Sementara itu, Freedom Party yang merupakan partai sayap kanan berada di posisi kedua dengan perolehan suara sebesar 27,4 persen. Partai tengah-kiri Social Democrats yang saat ini berkoalisi dengan People's Party dalam pemerintahan di Austria mendapatkan 26,7 persen suara.
Dengan perolehan suara ini, ada kemungkinan koalisi antara People's Party yang konservatif dengan partai sayap kanan. Kedua partai ini memusatkan kampanye kepada isu imigrasi dan Islam.
Partai Social Democrats berkampanye dengan isu mengangkat isu ketidaksetaraan sosial. Adapun kemenangan People's Party disebabkan kekhawatiran tentang 90 ribu migran, yang mayoritas adalah Muslim Suriah yang datang ke Austria sejak 2015.
"Sudah tugas saya mengubah negara ini. Saya akan membangun gaya baru di negara kita," kata Kurz dalam pidato kemenangannya pada Ahad malam (15/10).
Gelombang kekhawatiran terhadap kaum imigran didorong rasa prihatin warga terhadap budaya tradisional barat dan budaya Kristen yang telah mengakar di negara itu. Kurz dipastikan akan menjadi pemimpin termuda di Uni Eropa, bahkan mungkin di dunia. Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron (39) dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang diyakini berusia 33 tahun menjadi tokoh pemimpin yang berusia muda.