REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Peneletian dan Pengembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama akan menggelar Halaqah (Sarasehan) Ulama ASEAN pada Selasa (17/10) besok. Salah satu materi yang akan dikupas para ulama ASEAN ini adalah terkait dengan daya saing pendidikan Islam.
Kepala Badan Litbang dan Diklat, Abdurrahman Masud mengatakan, pembahasan tentang pendidikan Islam sangat penting merespon kebijakan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). "Agar membuat model pendidikan Islam kompetetif untuk respon MEA. Ini reminder untuk lembaga pendidikan Islam. Kalau lembaga berkualitas maka ini kompetitif," ujarnya dalam keterangan tertulisnya.
Sejumlah pembicara akan hadir, yaitu Wakil Ketua Umum MUI Prof Yunahar Ilyas, CEO PT Paragon Technologi Innovation Dra Nurhayati Subakat, dan Direktur PCID Philipina Prof Dr Esmael Ebrahim. "Ketiga narasumber tersebut akan berbicara tentang Daya Saing Ekonomi dan Lembaga Pendidikan Islam di ASEAN," ucapnya.
Sementara, untuk mengupas topik Pendidikan Islam ASEAN dan Daya Saing Sumber Daya Manusia akan menghadirkan pembicara dari University of North Florida USA, Prof Ronald Lukens Bull, Kabalitbang Diklat Kementerian Agama Prof Abdurrahman Masud, dan Presiden Kolej Dar Hikmah dan Pengurus Institut Darul Ehsan Selangor Malaysia Dato Prof Siddiq Fadzil.
Topik Lembaga Pendidikan Islam di Asean: Wacana Moderatisme dan Usaha Mengembangkan Pendidikan Berdaya Saing akan disampaikan oleh Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Azyumardi Azra, Dr Khaerudin al-Juned (NUS Singapura), dan Komisi VIII DPR RI KH Maman Imanul Haq.
Halaqah ini akan diikuti oleh ulama dari 12 negara, 10 ulama negara ASEAN dan dua dari Cina dan Timor Leste. Menurut Masud, halaqah yang digelar selama tiga hari ini akan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. "Kemungkinan besar akan dibuka Wapres," katanya.