REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Masjid Indonesia di London diharapkan bisa segera terwujud. Ini mengingat keinginan Muslim Indonesia di sana untuk memiliki tempat dan pusat kegiatan sejak 1990-an.
Hal ini disampaikan oleh wakil kepala perwakilan Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di London Adam Mulawarman Tugio, saat memberikan sambutan di acara bazar dan penggalangan dana pembangunan Masjid Indonesia di London, Ahad (16/10).
"Saya kagum dengan determinasi pengurus dan warga Indonesia yang ingin memiliki sendiri masjid atau pusat kegiatan bagi warga Indonesia di Inggris ini," ujar Adam.
Diplomat yang pernah bertugas di New York dan Washington DC ini mengaku telah melihat rancangan Masjid Indonesia dan mengatakan puas dengan desainnya karena memadukan simbol Islam dan simbol Indonesia.
Selama ini warga Muslim Indonesia sudah memiliki pusat kegiatan yang diberi nama Indonesian Islamic Centre (IIC) di London utara. IIC dimanfaatkan untuk menjadi tempat ibadah, pengajian rutin, dan pusat pendidikan agama untuk anak-anak.
Namun, seiring dengan makin bertambahnya warga Indonesia di Inggris dan dengan adanya ekspansi kegiatan beberapa tahun belakangan, IIC yang berada di Jalan Wakemans Hill Avenue dinilai tak lagi mencukupi dan pengurus IIC memutuskan mencari lokasi baru yang lebih besar.
Ketua pengurus IIC Memet Purnama Hasan mengungkapkan, penggalangan dana, baik di Inggris, di Indonesia, dan di tempat-tempat lain digencarkan untuk bisa segera mewujudkan IIC yang baru.
Penggalangan dana di Indonesia dilakukan dengan menggandengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan kitabisa.com, yang sejauh ini mendapatkan sumbangan dana sekitar Rp 1,4 miliar atau sekitar 81 ribu pound.
Saldo di pengurus sekitar 110 ribu pound sementara nilai properti yang dimiliki IIC sekitar 550 ribu pound. Pengurus menghitung total biaya untuk pembangunan IIC yang baru kurang lebih 1,6 juta pound.
Adam Mulawarman Tugio mengatakan dari posisi keuangan yang ada, pengurus sudah separuh jalan. Ia mengatakan pihaknya bisa membantu mencarikan jalur-jalur sumber pendanaan, misalnya, melalui hibah dari pemerintah Indonesia.
Dikatakannya saat bertugas di Washington DC, warga Muslim Indonesia berhasil mewujudkan pembangunan Masjid Indonesia. Salah satu sumber pendanaan masjid adalah hibah pemerintah di Jakarta.
Acara bazar dan lelang berlangsung meriah. Di arena bazar tersedia aneka makanan Indonesia mulai dari bakso, pepes, pecel, hingga makanan khas Palembang.
Dari acara lelang, warga Indonesia dengan antusias berebut membeli barang, mulai dari ponsel pintar, peranti pembuat jus, sofa, setrika, tenun ikat, tas, hingga voucher terbang di atas kota London.